Sugawa.id - Pada 22 Maret 2023 umat Hindu di Indonesia akan merayakan Nyepi">Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945.
Dalam memperingati Nyepi">Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu akan menjalani sejumlah ritual khas yang pada hakikatnya merupakan upaya pensucian diri dan lingkungan sekitar.
Salah satu prosesinya berupa kirab ogoh-ogoh yang digelar pada malam pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi.
Baca Juga: Giliran Istri Pejabat KPK Endar Priantoro Flexing, Suami Bakal Kena Getah?
Ogoh-ogoh merupakan karya seni berupa patung raksasa berwujud Bhuta Kala sebagai simbol kejahatan, karena dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala memiliki makna dari kata Bhu yang berarti kekuatan serta Kala yang berarti alam semesta dan waktu yang tidak terukur dan terbantahkan.
Bhuta Kala diinterpretasikan oleh masyarakat Hindu dengan kekuatan negatif yang memiliki sifat mengganggu kehidupan manusia.
Pada umumnya Bhuta Kala memiliki visual wajah yang seram, bertubuh besar seperti raksasa dengan kuku yang panjang.
Baca Juga: Setelah Ditjen Pajak, Kini Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Diamuk Warganet. Ada Apa ya?
Selain berbentuk Bhuta Kala ogoh-ogoh juga diwujudkan sebagai makhluk yang hidup dimayapada, surga dan neraka. Visual ogoh-ogoh juga bisa berwujud menyerupai gajah, naga dan widyadari/bidadari.
Para cendekiawan Hindu Dharma mengartikan ogoh-ogoh sebagai lambang keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta yang terbagi menjadi dua yaitu kekuatan bhuana agung (kekuatan alam raya) dan kekuatan bhuana alit (kekuatan dalam diri manusia)
Kirab ogoh-ogoh yang merupakan bagian dari upacara Butha Yadnya akan diarak keliling desa pada saat malam Tilem Sasih Kesanga atau malam pengerupukan (upacara pembersihan) dalam rangkaian menyambut Nyepi">Hari Raya Nyepi.
Baca Juga: Video Sebuah Mobil Dilempari Warga Viral di Medsos, Begini Kronologisnya
Masyarakat Hindu melakukan upacara pengerupukan dengan berkeliling pemukiman sambil membuat bunyi-bunyian disertai penebaran nasi tawur dan menyebarkan asap dupa atau obor secara beramai-ramai.
Ritual ngrupuk (pengerupukan) biasanya dilakukan bersamaan dengan arak-arakan ogoh-ogoh bertujuan agar Bhuta Kala beserta segala unsur negatif lainnya menjauh dan tidak mengganggu kehidupan umat manusia.
Artikel Terkait
Menikmati Healing Murah Meriah Ala Statsiun Cisauk
Taman Sempur Bogor, Tempat Favorit Berolahraga dan Rekreasi Gratis dengan Keluarga, Ini Sejarahnya
Asyik, Taman Safari Bogor Gelar Promo Diskon Tiket Masuk! Penasaran, Ini Cara Dapatkannya
Dukung Green Tourism NTB, PLN Dirikan SPKLU di KEK Mandalika
Diduga Banyak WN Rusia yang Hindari Konflik dan Wajib Militer dengan Berlibur ke Bali
Viral karena Banyak Ulah, Visa on Arrival Turis Rusia akan Dicabut