Menikmati Healing Murah Meriah Ala Statsiun Cisauk

- Rabu, 1 Maret 2023 | 19:40 WIB
Suasana Stasiun Cisauk di waktu malam (Sugawa/Wahyu Wibisana)
Suasana Stasiun Cisauk di waktu malam (Sugawa/Wahyu Wibisana)

Sugawa.id - Sepuluh atau dua puluh tahun lalu, kalau kita mendengar nama Cisauk, pikiran kita tentu akan terbayang sebuah daerah pedesaan terpencil yang tak ada dalam peta. Kawasan Cisauk, yang berada dalam wilayah Kabupaten Tangerang ini dulu memang bukan kawasan yang menarik untuk dikunjungi.

Jika kita melihat video di Youtube tentang kawasan Cisauk di tahun 1980an hingga 1990an, hati kita pasti akan merasa miris. Sebab bukan saja pembangunannya yang tertinggal, namun jalanannya juga mirip dengan ajang balapan offroad yang berlubang dan bergelombang.

Salah satu ikon paling menonjol ketika itu adalah Stasiun Cisauk. Konon statsiun ini jadi salah satu stasiun kereta api tertua di Tangerang. Dengan usianya yang telah di atas 100 tahun, kita tentu sadar bahwa bangunan ini dibangun pada masa kolonial Belanda, tepatnya oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatssporwegen (SS). statsiun ini kemudian diresmikan pada 1 Oktober 1899 bersamaan dengan peresmian lintas Duri-Rangkasbitung sepanjang 76 km.

Baca Juga: Meniti Jalur Seni, Sanggar Tari Larasati Mendunia  

Setelah adanya nasionalisasi aset kereta api oleh Djawatan Kereta Api (DKA) pada tahun 1951, terjadi beberapa kali pengembangan jalur kereta tersebut dan puncaknya terjadi di tahun 1976, dimana pemerintah melalui Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Pemerintah Jepang melakukan peningkatan fungsi kereta api di Jabodetabek, khususnya di jalur lintas Serpong menuju Tanah Abang sepanjang 23,3 km. Dalam program itu dilakukan elektrifikasi lintas Serpong.

Dari sanalah kemudian, kawasan Tangerang diprioritaskan dan pemerintah mengembangkan kereta rel listrik (KRL) dengan system double trek menuju statsiun Parung Panjang, dan akhirnya Maja serta Rangkas Bitung.

Jadi Modern

statsiun Cisauk benar-benar mendapat berkah setelah BSD City kemudian berinvestasi di kawasan itu dan membangun ulang Stasiun Kereta KRL Commuter Line modern di kawasan Cisauk. Kini kesan kuno dan kumuh dari statsiun itu mulai ditinggalkan.

Baca Juga: Keren, Departemen Energi Amerika Studi Banding Konsep Green Building di BSD City

Pada 1 Februari  2019, statsiun Modern Cisauk benar-benar diresmikan. Hebatnya, penampilan stasiun ini berubah 180 derajat, bahkan kini statsiun Cisauk jadi sangat nyaman dan menarik, statsiun ini sekarang mirip stasiun-stasiun modern seperti di Singapura dan Jepang.

Konon gedung ini mampu melayani 20.000 orang penumpang per hari, walau kabarnya saat ini jumlah penumpangnya setiap hari belum menembus angka itu. Bagi Anda yang berada di Jakarta, Anda bisa mencapai kawasan Cisauk dengan menggunakan KRL tujuan Parung Panjang ataupun Rangkas Bitung.

Tak cuma kesan mewah dan modern, ternyata statsiun seluas 1.440 meter persegi ini juga enak buat kita healing dan hangout, sebab kini letaknya tak lagi terpencil. Karena sekarang Cisauk terhubung langsung dengan Pasar Modern Intermoda BSD City.  Menariknya, untuk mencapai pasar tersebut, penumpang kereta api bisa melalui jembatan penghubung di atas udara atau skywalk, nama kerennya. Jembatan ini memiliki panjang 350 meter dan ada sejumlah gerai makanan ringan atau tempat ngopi yang bisa dinikmati.

Baca Juga: Jaksa Agung Sidak Kejaksaan Negeri Depok, Ada Apa?

Selain untuk mempermudah penumpang Stasiun Cisauk menuju ke Terminal Shuttle Bus BSD Link ataupun Pasar Modern Intermoda BSD City, para penumpang juga bisa menikmati pemandangan alam yang cukup menyejukkan mata.

Halaman:

Editor: Kevin Imanuel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X