SUGAWA.ID- Indonesia memiliki berbagai tradisi dan perayaan yang menarik salah satunya tradisi Malam 1 Suro yang merupakan warisan budaya masyarakat Jawa.
Pada penanggalan Jawa, Malam 1 Suro jatuh pada tanggal 1 Suro bulan pertama dalam kalender Jawa.
Malam 1 Suro menjadi fenomena menarik dalam warisan budaya masyarakat Jawa karena menyimpan sejuta cerita dan kepercayaan serta makna di baliknya.
Menurut sebagian masyarakat Jawa, Malam 1 Suro dipercaya sebagai malam yang sakral dan memiliki kekuatan magis.
Karena ada mitos yang mengatakan pada malam tersebut arwah para leluhur akan datang berkunjung ke dunia manusia sehingga perlu dilakukan beberapa tradisi dan ritual.
Seperti di Solo, Keraton Surakarta menyambut bulan Suro dengan mengadakan kirab hewan khas kerbau bule, namun bukan sembarang kerbau, melainkan kerbau kramat atau kerbau yang bernama Kiai Slamet yang termasuk pusaka penting milik keraton.
Baca Juga: Marc Marquez Dapat Saran dari Legenda MotoGP Mick Doohan, Ini Katanya
Selain kirab hewan kerbau bule Kiai Slamet, Keraton Surakarta juga mengadakan Kirab Pusaka Dalem yang merupakan tradisi yang digelar di Pura Mangkunegaran.
Dalam tradisi ini, keluarga Pura Mangkunegaran, Abdi Dalem, serta masyarakat menggelar arak-arakan atau kirab pusaka mengelilingi tembok luar Pura Mangkunegaran sebanyak satu kali.
Sedangkan di Yogyakarta, pada Malam 1 Suro, Keraton Yogyakarta akan mengadakan tradisi jamasan yakni tradisi yang digunakan untuk membersihkan, merawat dan memelihara benda pusaka.
Menariknya berbagai pusaka yang dibersihkan dalam tradisi jamasan, tidak hanya berupa senjata seperti keris, tetapi ada juga kereta, bendera, perlengkapan berkuda, gamelan, berbagai benda-benda perlengkapan upacara, kelengkapan ruang takhta milik Kasultanan Yogyakarta, hingga pohon beringin di Alun-Alun Utara.
Masyarakat sekitar Pantai Baron dan Pantai Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta turut mengadakan ritual yang disebut dengan tradisi sedekah laut.
Tradisi akan dimulai dengan kenduri dan diikuti warga yang mencari rezeki di sekitar pantai, seperti nelayan dan juga pedagang.
Artikel Terkait
Membangun Keberagaman lewat Festival Budaya Nusantara
Cerita Kopi Mukidi, Membangun Budaya Lewat Kopi
Azmi Abubakar : Pembangunan Tangsel Tak Boleh Gerus Budaya Lokal
Puluhan Kerajaan Sedunia Berencana Kirab Budaya Di Banten
Top, Menkumham Perkenalkan Olahraga dan Budaya Tradisional Indonesia pada Para Dubes Negara Sahabat
Mengenal Tradisi Ruwahan, Budaya Masyarakat Jawa Menyambut Bulan Ramadhan
Persatuan Lumbanraja dan Kepengurusan Baru: Antara Identitas Budaya Batak dan Era Digital
Candi Borobudur, Pesona Wisata dan Budaya Spiritual yang Wajib Dikunjungi. Ini Alasannya
Tradisi Budaya Festival Peh Cun Kembali Digelar di Kota Tangerang, Ini Kata Wali Kota Arief R Wismansyah