• Jumat, 29 September 2023

Catatan Wartawan, UU Kesehatan Baru Disahkan, Dokter Jangan Banyak Alasan

- Selasa, 18 Juli 2023 | 09:34 WIB
Ilustrasi seorang dokter (Freepik)
Ilustrasi seorang dokter (Freepik)

SUGAWA.ID - DPR RI mengesahkan Omnibus Law RUU Kesehatan menjadi UU Kesehatan di sidang paripurna DPR RI pada masa persidangan V Tahun 2022-2023, Selasa (11/7/2023).
UU Kesehatan yang baru membawa secercah harapan bagi pembelaan hak sehat masyarakat.

Pemerintah menyebut akan ada penguatan pelayanan kesehatan dengan memenuhi infrastruktur SDM, sarana prasarana, telemedisin, pengembangan jejaring layanan prioritas, serta layanan nasional berstandar internasional.

Poin-poin ini merupakan bagian dari harapan masyarakat. Kicauan komedian Kiky Saputri atas kesalahan dokter Indonesia mendiagnosis penyakit mertuanya mengingatkan kita bahwa pemeo kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah; kalau bisa diperberat mengapa diperingan; bahkan kalau bisa dikuras uangnya kenapa dibiarkan; kalau bisa diperlambat kenapa dipercepat; masih hidup dalam perilaku profesi kedokteran.

Baca Juga: Obat Baru Alzheimer Ditemukan, Kabarnya Bisa Kurangi Pelambatan Otak Hingga 35 Persen. Ini Analisanya

Kisahnya begini. Mertua Kiky Saputri terpaksa berobat ke luar negeri karena pengobatan gangguan pada kupingnya tidak kunjung sembuh. Dokter mendiagnosis mertua Kiky menderita penyakit stroke kuping dan mengobati dengan menyuntiknya. Pendengarakan mertua Kiky malah semakin parah.

Keluarga sangat galau dan membawa pasien berobat ke sebuah rumah sakit di Singapura. Dokter di negeri jiran itu mentertawakan diagnosis dokter Indonesia yang menyebut stroke kuping. Ternyata bindeng pada pendengaran karena faktor flu. Ketika flunya diobati dan sembuh, ‘stroke’ kuping mertua Kiky pun hilang.

Bukan Indonesia namanya jika menerima koreksian dengan positif. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatakan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Slamet Budiarto SH, MH.Kes lekas memberikan diagnosis atas pernyataan Kiky dengan menyebutkan kualitas sumber daya dokter di Indonesia dan Singapura setara. Enggak beda jauh dan dokter Indonesia enggak kalah dari luar negeri.

Baca Juga: PLN Ajak Swasta Bangun Charging Station di Kawasan Strategis, Ini Empat Perusahaan yang Digandeng

Menurutnya, masalah ada pada alat kesehatan. Rumah sakit di Indonesia enggan membeli alat canggih karena mahal akibat pajak.

“Ini kan PR pemerintah. IDI sudah menyurati ke Presiden agar obat dan alkes nggak dikenai pajak. Kenapa orang lari ke Penang, Singapura, ya itu tadi. Di sana pelayanan lebih komprehensif karena alkes canggih sehingga dokternya bebas menggunakan alat untuk diagnosa. Tapi kalau SDM, keahliannya sama," tutur Slamet.

Di sini letak persoalan, masalah dibuat jadi banyak. Penjelasan Slamet menukik kepada Presiden Jokowi, bukan menjawab keluhan yang disampaikan Kiky.

Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Insecure pada Anak, Orang Tua Wajib Kenali Penyebab dan Gejalanya

Komedian yang kariernya melambung dari stand-up itu membalas Slamet lewat Instagram Storiesnya, "Hmm... soal misdiagnosis kenapa larinya ke alat kesehatan."

Untuk menegaskan bahwa dokter di Indonesia sering salah diagnosis, Kiky Saputri mengunggah beberapa Instagram Story warganet. Banyak yang mendukung dan menyampaikan pengalaman serupa dengan Kiky. Salah seorang warganet menganjurkan Kiky segera pindah rumah sakit. "Pindah RS lagi, keluar duit lagi. Kasian rakyat kita," tulis mantan guru honor itu.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X