• Jumat, 29 September 2023

Waspada! Fenomena El Nino akan Terjadi pada Juli 2023, Ini Prediksi BMKG dan Dampak yang Harus Diantisipasi

- Kamis, 15 Juni 2023 | 19:25 WIB
Ilustrasi-BMKG memprediksi akan terjadi fenomena El Nino pada Juli 2023. (Freepik)
Ilustrasi-BMKG memprediksi akan terjadi fenomena El Nino pada Juli 2023. (Freepik)

SUGAWA.ID- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi Indonesia akan mengalami kekeringan panjang akibat fenomena El Nino dan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang kemungkinan akan terjadi pada Juli 2023 mendatang.

Dwikora juga mengatakan bahwa adanya fenomena El Nino dapat menyebabkan musim kemarau 2023 di Indonesia lebih kering jika dibandingkan dengan musim kemarau yang terjadi pada 3 tahun terakhir.

"Secara umum musim kemarau 2023 diprediksi bersifat normal dan ada juga yang di bawah normal. Masing-masing sebanyak 327 zona musim atau 46,78 %. Nah, tapi mohon diperhatikan, normal itu dibandingkan rerata klimatologisnya antara tahun 1991 sampai tahun 2020," ujar Dwikorita.

Baca Juga: Hati-Hati, Pemalsuan Nama Domain Bank dengan Karakter Huruf Cyrillic, Lebih Canggih Mengelabui Korban

BMKG menjelaskan fenomena kekeringan pada tahun 2019, saat itu disebabkan oleh fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang menguat ke arah positif. Namun, musim kemarau tahun ini terjadi dua fenomena yakni El Nino dan IOD yang harus diantisipasi karena saling menguatkan.

Fenomena El Nino merupakan pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian Tengah dan Timur. Sedangkan fenomena Indian Ocean Dipole yang dipengaruhi suhu di Samudera India.

Kedua fenomena alam tersebut akan terjadi bersamaan pada musim kemarau tahun ini.

Baca Juga: Tawaran MU Terhadap Mount Ditolak Chelsea, Erik ten Hag Siap Alihkan Pilihan ke Pemain Ini

"Diprediksi pada semester 2 ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya," Ujarnya.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menyebut sembilan lokasi di DIY telah berstatus waspada kekeringan meteorologis hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 10-6-2023.

Karena pada beberapa daerah di DIY telah mengalami 21 hari tanpa hujan dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian dengan peluang kekeringan mencapai 70%.

Baca Juga: Ini 7 Fakta Menarik dari Jusuf Hamka, Juragan Jalan Tol yang Suka Berderma, Nomor 6 Bikin Ternganga

Kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, maupun lebih dari itu.

Tidak hanya di DIY, Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Aryo Prasetyo mengimbau masyarakat untuk mulai menghemat penggunaan air dan memaksimalkan cadangan air.

Karena untuk wilayah Sumatra Utara, hanya wilayah Sumatra Utara bagian Selatan dan Timur akan berpotensi terdampak. Menurutnya, kekeringan memang tidak serta-merta terjadi, tetapi bertahap dan terus berlangsung hingga akhir tahun nanti.

Halaman:

Editor: Kevin Imanuel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X