Sugawa.id- Bukan rahasia umum lagi jika murid sekolah di Indonesia sangat rentan menjadi korban bullying atau perundungan.
Bullying di lingkungkan sekolah menjadi momok yang mengerikan bagi orang tua yang mempercayakan anaknya menempuh pendidikan di sekolah.
Karena setiap tahunnya kasus bullying di lingkungan sekolah selalu bermunculan dan naik signifikan.
Baca Juga: Jangan Takut, Korban KDRT Segera Lakukan Ini untuk Menyelamatkan Diri!
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan sekitar 25 persen peserta didik di Indonesia mengalami berbagai bentuk bullying berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021.
Jenis bullying yang mereka dapatkan beragam, baik itu secara fisik, verbal, sosial/relasional, maupun secara daring alias cyber bullying.
Jika dahulu pelaku dan korban bullying adalah pelajar pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kini pelaku dan juga korban bullying dari tingkat Sekolah Dasar (SD).
Baca Juga: Video Soal Modus Taksi Liar di Bandara Soetta Viral di TikTok, Ini Langkah Cepat Polresta
Sepanjang tahun 2022, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada kenaikan signifikan kasus bullying, yakni sekitar 226 kasus atau meningkat empat kali lipat dibandingkan 2021.
Selanjutnya survei dari Mendikbudristek turut memperkuat hal ini. Survei yang melibatkan 260 ribu sekolah di Indonesia di level SD/Madrasah hingga SMA/SMK terhadap 6,5 juta peserta didik dan 3,1 juta guru menyatakan bahwa terdapat 24,4% potensi bullying di lingkungan sekolah.
Baru-baru ini terdapat kasus bullying yang dilakukan sekelompok siswa hingga sampai merenggut nyawa korbannya. Diketahui korban berinisial MHD (9 tahun), siswa sekolah dasar di Sukabumi, Jawa Barat.
MHD meninggal dunia setelah tiga hari menjalani masa kritis di RS. Ironisnya sebelum meninggal ia mengaku jika dikeroyok oleh kakak kelasnya di sekolah.
Sungguh miris degradasi moral sedang melanda generasi bangsa saat ini. Dulu Indonesia dikenal bukan hanya negara yang sangat indah, namun juga dikenal dengan negara yang sangat ramah, bermoral dan sangat menjunjung budi pekerti.
Kini dengan adanya tawuran pelajar, bullying, seks bebas hingga pelecehan seksual, membuat citra indah bangsa ini sirna seketika dan kian menambah catatan merah kerusakan generasi.
Artikel Terkait
Gubernur Banten Ijinkan Sekolah Belajar Tatap Muka Secara Terbatas Asalkan
Pemprov Banten Masih Hati-hati Soal Pembukaan Sekolah
Pemkab Tangerang Dapat Hibah 6 Unit Sekolah Negeri
Pemprov Banten Siap Bangun 13 Sekolah Baru
Sekolah Tatap Muka Mulai Januari, Masker Tak Boleh Lepas
Pemkot Tangerang Godok Rumusan Aturan Dasar Sekolah Tatap Muka
Pemkot Depok akan Lakukan Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Pergoki dan Lawan Rampok Penjaga Sekolah SDN Sukatani 6 Dirawat
Covid-19 Meningkat, Delapan Sekolah dan Dua Kantor Pemerintah Depok Ditutup
Cinta Laura Protes Rencana Sekolah Jam 05.30 Lewat Twitter, Ini Reaksi Nitizen
Respons Isu Perundungan, Teater Tetas Pentaskan Kisah Wayang Bara Aswatama