Kenang Reformasi, Ribuan Massa Aldera Long March ke DPR dan Serukan Tiga Jargon Ini

- Minggu, 21 Mei 2023 | 12:45 WIB
Massa Aldera berfoto bersama di anak tangga Gedung Kura-kura, DPR, Jakarta, Minggu (21/05/2023). Foto ini digambarkan sebagai reka ulang saat elemen mahasiswa menduduki DPR saat meruntuhkan rezim orde baru di tahun 1998 lalu. (Dok Aldera)
Massa Aldera berfoto bersama di anak tangga Gedung Kura-kura, DPR, Jakarta, Minggu (21/05/2023). Foto ini digambarkan sebagai reka ulang saat elemen mahasiswa menduduki DPR saat meruntuhkan rezim orde baru di tahun 1998 lalu. (Dok Aldera)

 

Sugawa.id -  Gaungkan Konstitusi harga mati dan jaga demokrasi,  25 ribu massa yang tergabung dalam Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) melakukan long march peringatan 25 tahun reformasi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (21/05/2023).

Massa Aliansi Demokrasi Rakyat  ini berdatangan ke Gedung DPR/MPR untuk memperingati napak tilas peristiwa unjuk rasa terbesar yang dilakukan elemen mahasiswa di Gedung DPR/MPR 21 Mei 1998 lalu.

Sekjen Aldera, Pius Lustrilanang yang melepas massa dari lapangan bola Gedung DPR/MPR untuk berjalan santai sambil melakukan napak tilas peristiwa unjuk rasa terbesar mahasiswa di Gedung DPR/MPR 21 Mei 1998 lalu.

Baca Juga: Mengulik Sosok Ibu Dibyo, Ratu Tiket Legendaris, Kian Berjaya di Era Online

Massa Aldera melintasi Jalan Lapangan Tembak menuju Jalan Gerbang Pemuda kemudian masuk kembali ke dalam Gedung DPR/MPR melalui Jalan Gatot Subroto. Pius beserta para aktivis Aldera dan Roemah Djoeang  kemudian memenuhi anak tangga Gedung Kura-kura dan berfoto bersama, seperti halnya mahasiswa yang berjuang menumbangkan rezim Soeharto di tahun 1998. 

Selama long march hingga foto bersama di Gedung DPR/MPR, massa terus meneriakkan tiga jargon yaitu tolak tiga periode, Konstitusi harga mati dan jaga demokrasi.

Pius menuturkan long march dilakukan karena ada sejarah reformasi.  "Di sinilah tempat bersejarah dimana ribuan mahasiswa menduduki DPR/MPR dan menandai keberhasilan reformasi kala Presiden Soeharto menyatakan diri mundur dari jabatannya. Ini napak tilas sejarah," kata Pius, Minggu (21/5/2023).

Baca Juga: Hasil Liga Inggris : Arsenal Tergelincir, City Juara. Liverpool Kemungkinan Gagal Tembus Liga Champions

Sementara foto bersama di anak tangga Gedung Kura-kura disebutnya sebagai reka ulang perjuangan mahasiswa dalam meruntuhkan rezim Orde Baru dan menuntut agar sistem demokrasi jadi lebih baik.

Dalam orasinya, Pius menceritakan peristiwa 25 tahun silam ketika itu ribuan mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR untuk memperjuangkan demokrasi.

"Dahulu mahasiswa berjuang tanpa takut. Hari ini semua bisa menikmati demokrasi. Hari ini partai lebih dari tiga. Hari ini semua bisa memilih bebas calon presiden, hari ini di tempat wakil rakyat kita kembalikan demokrasi," kata Pius.

"72 persen masyarakat menolak tiga periode dan penundaan pemilu. Kita menolak kekuasaan absolut. Kita belajar ke presiden di masa lalu dipaksa mundur, di masa depan tidak," tegasnya. *** Andre

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X