Praktisi Tekankan Keamanan Cyber Jangan Sekadar Formalitas Semata, Ini Penjelasan BSI

- Rabu, 17 Mei 2023 | 15:31 WIB
Praktisi keamanan cyber yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang  Sandy Marlen sedang menunjukan serangan cyber melalui telepon seluler. (Dokumen pribadi Sandy Marlen)
Praktisi keamanan cyber yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang Sandy Marlen sedang menunjukan serangan cyber melalui telepon seluler. (Dokumen pribadi Sandy Marlen)

Sugawa.id-Serangan siber oleh kelompok hacker LockBit yang menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sampai isu kebocoran data menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. 

Hal itu pun menarik perhatian praktisi keamanan cyber di Indonesia. Salah satunya, Sandy Marlen yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang. 

Marlen menyampaikan sangat prihatin atas informasi serangan ransomware yang melanda sistem Bank Syariah Indonesia. Bahkan, menurut dia pentingnya kesadaran akan ancaman cyber dan perlunya tindakan proaktif dalam melindungi sistem informasi perbankan. 

Baca Juga: Bagaimana Adik Menkominfo Johnny G Plate Ikut Nikmati Korupsi Senilai Rp 8 Triliun? Simak Penjelasannya!

Ransomware merupakan jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengunci atau mengenkripsi file penting di sebuah sistem komputer dan meminta tebusan (ransom) kepada perusahaan agar file tersebut dapat dikembalikan atau dibuka kembali aksesnya. 

Ransomware biasanya menyerang sistem dengan cara memanfaatkan kelemahan keamanan, melalui email phishing, atau menyusup melalui situs web yang terinfeksi, serta dengan cara menyisipkan file palsu yang didalamnya sudah di tanah perintah kerja dari pembuat.

Setelah ransomware berhasil mengenkripsi file, biasanya akan muncul pesan tebusan yang menuntut untuk membayar dalam bentuk mata uang digital, seperti Bitcoin, sebagai imbalan pemulihan atau pembukaan akses data. Pesan itu kerap kali mengancam akan menghapus data atau menyebarkan data bila tebusan tidak dibayar dalam waktu tertentu.

Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Proyek BTS dengan Kerugian Negara Rp 8 Triliun, Segini Harta Menkominfo

"Ransomware dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, baik secara finansial maupun operasional sebuah perusahaan, bagi individu atau organisasi yang menjadi korban. Beberapa ransomware juga dapat menyebar melalui jaringan lokal, menginfeksi sistem lain dalam jaringan yang sama," kata Marlen melalui keterangan tertulis Selasa (16/5/2023).

Saat perusahaan atau organisasi menghadapi serangan ransomware, ungkap Marlen, langkah pertama yang harus diambil ialah melaporkan insiden tersebut kepada otoritas keamanan cyber yang berwenang.

"Ini penting agar langkah-langkah yang tepat bisa diambil untuk menangani serangan tersebut dan mencegah kerugian lebih lanjut," ujarnya.

Baca Juga: Inter Milan Lolos ke Partai Final Liga Champions, Simone Inzaghi Sentil Kewarganegaraan Wasit

Marlen mengatakan, serangan ransomware yang menimpa BSI menjadi pembelajaran untuk seluruh lembaga keuangan agar meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan cyber dalam menjalankan operasinya.

"Jangan hanya menjadikan audit keamanan cyber sebagai formalitas semata, tetapi jadikan keamanan cyber sebagai prioritas utama dalam bisnis perbankan," ucapnya. 

Ia menekankan bahwa lembaga keuangan harus memastikan semua sistem keamanan cyber yang dimiliki berjalan dengan baik dan terus diperbarui sesuai perkembangan teknologi dan ancaman keamanan cyber yang semakin canggih. 

Halaman:

Editor: Kevin Imanuel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X