Sugawa.id – Noviana Indah Susanti adalah satu dari 20 WNI korban perdagangan manusia. Dia sempat dijanjikan gaji Rp 25 juta untuk bekerja di Thailand. Faktanya, dia dipaksa bekerja sebagai penipu online, dan kadang disiksa.
Novi, begitu sapaan akrab Noviana Indah Susanti, sempat mengirimkan video pendek ke sepupunya, sebelum hilang kontak. Video berdurasi 2 menit tersebut berisi kesaksian Novi yang disekap bersama WNI lain di Myawaddy, Myanmar.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Noviana Indah Susanti, saya salah satu korban penipuan kerja online yang direkrut melalui WhatsApp. Kami di sini Warga Indonesia yang tertipu yang dipekerjakan sebagai scammer online. Ada 20 orang, saya salah satu di antara mereka,” kata Novi dalam ekspresi wajah penuh keputusasaan.
Baca Juga: Dituding Tio Pakusadewo Monopoli Bisnis di Penjara, Ini Klarifikasi Yayasan Jeera
Menurut Novi, mereka dikatakan akan dipekerjakan sebagai Costumer Service (CS) di Thailand, bukan Myanmar. Gaji yang dijanjikan cukup menggiurkan, Rp 25 juta. Faktanya, mereka sudah tidak digaji empat bulan lamanya.
"Saya sudah 6 bulan bekerja di company ini dan 4 bulan saya tidak menerima gaji sama sekali. Sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di Myanmar saya sakit, belum pernah sembuh,” pengakuan Novi di video itu. Perlakuan tak manusiawi lain, sering ada penyiksaan apabila mereka bekerja tidak sesuai target harian.
Novi merupakan warga Kampung Baros Sukaraja, RT 06/10, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah.
Baca Juga: Wali Kota Depok Sebut Mutasi Adalah Ajang Intropeksi Diri
Menurut Joko Supridjanto, ayahnya, Novi berangkat pada 23 Oktober 2022 bersama agen tenaga kerja migran di Bekasi. Sebenarnya latar pendidikan Novi cukup tinggi, dia lulusan Sekolah Tinggi Design Indonesia (STDI) Bandung. Tapi karena tergiur dengan gaji tinggi yang ditawarkan, Novi bersedia menjadi cleaning service di Thailand. Ayahnya sudah pernah menentang, apa daya Novi berkeras hati. Keluarga hanya bisa mengiklaskan dan berharap yang terbaik.
Joko Supridjanto sudah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim dan Kemenlt. “Kami sudah melaporkan kejadian ini pada Bareskrim, Kemenlu waktu itu namun sampai saat ini belum ada perkembangannya,” kata Joko kepada media.
Dinda Meidhita, adik Novi, mengaku sempat berkomunikasi dengan omnya yang bekerja di maskapai Garuda yang punya teman di Kedubes Yordania. “Kemarin terakhir dari laporan kedubes Yordania sudah disampaikan ke KBRI Bangkok, katanya di Myawaddy wilayah komplik jadi memang agak susah,” ujarnya.
Baca Juga: Tangani Stunting, Ini yang Dilakukan Bupati Serang
Hal ini juga diakui oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha.
"Kemenlu, KBRI Yangon dan KBRI Bangkok telah menindaklanjuti permintaan perlindungan terhadap para WNI yang menjadi korban perusahaan online scam di Myanmar," kata Judha Nugraha kepada media, Rabu (3/5)
Artikel Terkait
Kapolres Trenggalek Kunjungi Keluarga TKI yang Dibunuh di Malaysia
Dokter Terawan Berkantor di Natuna Selama Observasi WNI yang Baru Pulang dari Wuhan
Gerak Cepat Kapolri dalam Mengusut Perbudakan ABK WNI Tuai Apresiasi
Polresta Bandara Soetta Melakukan Pengamanan atas Kepulangan 114 WNI dan Dua Jenazah Korban Gempa dari Turki
Peras Calon Pekerja Migran Indonesia di Terminal III, Polresta Bandara Soetta Tangkap Tiga Pelaku
Paket Sering Dibongkar oleh Bea Cukai, Pekerja Migran Mengomeli Menkeu Sri Mulyani Sampai Viral!
Polresta Bandara Soetta Lakukan Pengamanan Kepolisian Kedatangan 385 WNI yang Dievakuasi dari Sudan
Puluhan WNI Terjebak di Myanmar, Dipaksa Kerja di Tengah Zona Perang, Dicambuki bagai Budak!