Sugawa.id – Sindikat perdagangan manusia menjebak korbannya melalui lowongan kerja online. Saat ini ada 21 WNI diperbudak di zona perang Myanmar. Jangan sampai Anda, keluarga, teman, atau siapapun ikut tertipu. Kenali modus-modus sindikat berbahaya itu.
Para pencari kerja harus berhati-hati dengan iklan lowongan kerja yang beredar di internet. Sebab dengan cara inilah sindikat perdagangan manusia menjebak korban-korbannya. Mereka adalah sindikat internasional profesional, sehingga cara kerjanya cukup rapi. Tidak heran jika korbannya cukup banyak. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) saja dalam setahun terakhir sudah memulangkan setidaknya 500 WNI korban perdagangan manusia.
Bagaimana cara mengenali iklan lowongan kerja online bodong?
Baca Juga: Puluhan WNI Terjebak di Myanmar, Dipaksa Kerja di Tengah Zona Perang, Dicambuki bagai Budak!
Lowongan kerja bodong yang ditebar sindikat perdagangan manusia biasanya beredar di media sosial. Umumnya menawarkan pekerjaan di luar negeri seperti Hong Kong, Kamboja, Bangkok, Singapura, dan sejenisnya.
Ada iming-iming gaji tinggi, dan fasilitas lengkap. Jenis pekerjaan yang diiklankan mulai dari asisten rumah tangga, petugas kebersihan, baby sitter, penjaga rumah, hingga kerja di pabrik, perkebunan, restoran, hotel, dan banyak lagi. Intinya jenis pekerjaan yang diminati kebanyakan orang.
Mereka tidak memerlukan standar pendidikan tinggi. Lulusan SMP pun akan diloloskan, dengan alasan akan ada pelatihan kerja. Kisaran usia yang jadi target biasanya 19-35 tahun.
Baca Juga: Viral! Babi Ngepet di Pondok Aren, Ini yang Sebenarnya...
Calon korban akan tertarik, sebab disebutkan pula tidak harus memiliki paspor, pihak perusahaan yang akan mengurusnya. Intinya, persyaratan dibuat semudah mungkin, dengan tawaran gaji menggiurkan.
Menurut Anisa Hidayah dari Migrant CARE, korban lowongan kerja bodong tersebar di seantero negara-negara Asia Tenggara.
Baca Juga: Panas Ekstrem di CIputat, Warga Diminta Keluar Rumah pada Jam Tertentu
“Mayoritas teman-teman yang berangkat, menjadi korban di Kamboja, mereka terjebak dalam sindikasi trafficking yang dilakukan jaringan di Indonesia dan terkoneksi dengan jaringan yang ada di Kamboja melalui Facebook. Banyak sekali di Facebook lowongan-lowongan seperti ini,” kata Anisa Hidayah. Sindikat itu berani mendekati komunitas offline secara langsung.
Iklan-iklan lowongan kerja bodong beredar di Facebook, bahkan membuat banyak grup sekaligus. Setiap grup dinamakan sesuai target operasi, misalnya “Lowongan Kerja Batam”, “Lowongan Kerja Medan”, dan sejenisnya. Grup-Grup itu dibuat tertutup, sehingga sulit dipantau dari luar. Para pencari kerja yang tertarik akan menghubungi mereka, memberikan nomor WhatsApp. Dari sinilah mereka diperdaya dengan berbagai cara.
Baca Juga: Hari Puisi Nasional, Seniman Bacakan Petisi Agar Akademi Jakarta Hormati Keputusan MKJ
Artikel Terkait
Kapolres Trenggalek Kunjungi Keluarga TKI yang Dibunuh di Malaysia
Polresta Bandara Soetta dan Kemenaker Gagalkan Pengiriman PMI Illegal, 64 Korbannya Berhasil Diselamatkan
Puluhan WNI Terjebak di Myanmar, Dipaksa Kerja di Tengah Zona Perang, Dicambuki bagai Budak!