Sugawa.id–Kecanggihan teknologi dimanfaatkan oleh sindikat dari penjara untuk menjebak korbannya. Salah satunya memakai aplikasi untuk membuat wajah jadi tampan sehingga kaum wanita pun terlena.
Sindikat penipuan dari penjara atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) punya seribu satu cara untuk menjebak korban. Salah satu yang trend adalah memakai aplikasi Reface yang dapat mengubah wajah menjadi pria tampan. Dengan aplikasi ini, mereka memperdaya para wanita yang menjadi target.
Akun @PartaiSocmed mengunggah video yang memperlihatkan bagaimana seorang narasipdana sedang beraksi merayu wanita dari ponselnya. Nampak sang narapidana mengubah wajahnya menjadi tampan, berhidung mancung, kulit mulus seperti Oppa Korea.
Baca Juga: Penantian Selama 33 Tahun, Napoli Bisa Raih Scudetto Pekan Ini. Begini Skenarionya
“Canggihnya organized crime di dalam lapas. Ini adalah video napi yang sedang melakukan pendekatan pada calon korban love scam denganmenggunakan aplikasi pengganti wajah Reface App. Lihat gerakan mulutnya yang tidak alami,” tulis @PartaiSocmed di Twitter, Kamis (28/4/2023).
Di video memang si pelaku terlihat tampan, seolah itu wajah aslinya. Jika diperhatikan dengan seksama, banyak kejanggalan di wajahnya. Seperti gerak mulut yang tidak sesuai dengan ucapan, juga bentuk hidung yang terlihat terlalu runcing. Trik seperti ini cukup berhasil bagi para korban yang masih polos, tidak tahu bahwa ada aplikasi Reface yang mampu mengedit wajah seseorang.
Wajah palsu itu bahkan dapat ditempelkan ke video orang lain. Misalnya seolah sedang berada di kafe, dia memakai video tubuh orang lain untuk ditempeli wajah buatan tadi. Padahal aslinya sang narapidana sedang meringkuk di sel penjara.
Baca Juga: Alex Espargaro Berhasil Menjadi yang Tercepat di FP2 MotoGP Spanyol 2023
Untuk mendukung aksinya, pelaku membuat KTP palsu. Di situ dicantumkan foto sesuai dengan wajah buatan yang tampan tadi.
“Demi untuk meyakinkan calon korbannya mereka sampai dibuatkan KTP. Dari mana mereka dapat akses sampai sejauh itu,” tulis @PartaiSocmed lagi.
Rapinya semua persiapan ini dapat terjadi karena memang pelakunya merupakan sindikat. Ada sekelompok tim yang sudah saling berbagi tugas. Termasuk mencetak KTP palsu, mengunduh aplikasi, dan mengarahkan aktor utamanya.
Jadi jika ada calon korban yang merasa ragu atas identitas “calon pacarnya”, si narapidana akan mengirimkan video atau foto KTP, seolah itu identitas asli dia. Korban yang masih polos akan percaya begitu saja. Mulai dari sinilah langkah tipu daya selanjutnya dilancarkan.
Korban wanita yang jadi target biasanya adalah mereka yang kesepian, sedang mencari jodoh serius untuk dinikahi. Tidak sulit mencari target ini, sebab banyak group di Facebook maupun WhatsApp yang memang dibuat untuk ajang pencarian jodoh.
Ketika rasa cinta sudah muncul, para wanita ini akan dengan sukarela melakukan apa saja yang diminta pelaku. Mulai dari mentransfer uang, hadiah-hadiah, pulsa, dan yang paling berbahaya adalah bersedia melakukan Video Call Sex (VCS).
Artikel Terkait
Cegah Corona, Narapidana Rutan Depok Jemur Massal
Narapidana Lapas Pematang Siantar Kanwil Kemenkumham Sumut Ikut Sukseskan Ketahanan Pangan Nasional
Empat Narapidana Kabur dari Palangka Raya Masih DPO
Viral, Sipir Lapas Rajabasa Lampung Bergaya Hedon dan Bangun Bisnis Rumah Sakit, Sumber Dana Dipertanyakan
Terungkap, Ternyata Sipir Lapas Rajabasa Lampung yang Viral Punya Bisnis Ini?