Awas, Kenali Modus-Modus Penipuan dari Balik Penjara, Mulai dari Percintaan sampai Pemerasan!

- Kamis, 27 April 2023 | 09:05 WIB
Sindikat penipu dari penjara biasanya memakai nomor rekening orang lain, waspada terhadap modus mereka!  (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)
Sindikat penipu dari penjara biasanya memakai nomor rekening orang lain, waspada terhadap modus mereka! (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)

Sugawa.id – Dari kasus Dhawank Delvi, sipir penjara yang bisa cepat kaya, terkuak modus kejahatan lain. Pernah dengar soal sindikat penipuan dari penjara? Pelakunya sama dengan Dhawank Delvi, memakai nomor rekening milik orang lain untuk transaksi.

Akun Twitter @PartaiSocmed secara intens membuat utas mengenai sepak terjang Dhawank Delvi, sipir penjara Rajabasa, Lampung. Dhawank Delvi sempat menghebohkan dengan flexing hedonnya. Dari pembahasan @PartaiSocmed, diketahui salah satu modus agar sipir penjara cepat kaya adalah melakukan penipuan melalui ponsel.

Dhawank Delvi dalam semua transaksi jual beli burung maupun ganja selalu memakai nomor rekening orang lain. Dengan demikian identitas dirinya sulit dilacak. Pemakaian nomor rekening milik orang lain juga kerap dipakai dalam modus penipuan dari penjara.

Baca Juga: Enea Bastianini Siap Tampil di Jerez Akhir Pekan Ini, Meski Mungkin harus Gunakan Obat Pereda Rasa Sakit

“Ini bukti hasil penipuan lewat HP dari dalam lapas. Nilai ini cuma untuk satu sel saja. Seperti yang kami sampaikan pada kasus Dhawank, mereka menggunakan ATM BRI atas nama orang lain yang dibeli dari marketplace. Dari 50 juta, eksekutor dapat 20%, kepala kamar 10%, sisanya untuk sipir dan atasannya,” tulis @PartaiSocmed, Rabu (26/04).

Nomor rekening atas nama orang lain bisa dengan mudah didapat, sebab pemilik rekening biasanya orang yang polos dan butuh uang. Kepada dia ditawarkan sejumlah uang, kemudian dia dengan sukarela memberikan semua data rekening bank, termasuk buku tabungan dan kartu ATM. Setelah itu data rekening mereka dijual di marketplace.

Modus penipuan dari penjara atau lapas ini bermacam-macam jenisnya. Ada yang berpura-pura berjualan online di Instagram atau Facebook, lalu minta ditransfer lebih dulu sebelum barang dikirim. Setelah ditransfer, tentu saja akan menghilang tanpa jejak. Itu merupakan modus paling umum.

Baca Juga: Viral, Seorang Perempuan Dilecehkan Petugas Commuter Line, Bagai Pagar Makan Tanaman!

Modus penipuan yang lebih sederhana, menelepon orang untuk diperdaya seolah-olah keluarganya mengalami kecelakaan. Si penipu mengaku sebagai pihak rumah sakit yang meminta pembayaran pengobatan atau sejenisnya.

Bisa juga dengan trik paling murah meriah, yaitu mengirim SMS atau WhatsApp, mengelabui orang bahwa dia memenangkan undian dari bank atau provider seluler. Dan banyak lagi modus penipuan yang sudah sangat sering kita dengar.

Tidak kalah marak adalah love scamming, jenis penipuan berkedok cinta. Baik pria maupun wanita kerap menjadi korban. Diawali dengan berkenalan di media sosial, bertukan nomor ponsel, kemudian rayuan pun dilancarkan. Ujung-ujungnya minta ditransfer sejumlah uang dengan berbagai alasan.

Baca Juga: Viral, Seorang Perempuan Dilecehkan Petugas Commuter Line, Bagai Pagar Makan Tanaman!

Para Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan anggota grup pencari jodoh di media sosial diharap hati-hati dengan modus ini. “Kalian adalah target utama dari penipuan dari akun-akun yang mengaku polisi atau tentara tapi sebenarnya NAPI dan dioperasikan oleh sindikat lapas dari balik penjara. Sudah banyak sekali korbannya,” begitu @PartaiSocmed mengingatkan.

Kasus-kasus penipuan dari penjara sudah kerap terjadi. Diakui memang ada sindikatnya dari berbagai penjara atau lapas. Hal ini diakui sendiri oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X