Sugawa.id - Meski situs resmi hai.Kemenkeu.go.id telah menarik karakter anime sekaligus meminta maaf ke publik, tindakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) yang tak menampilkan figur orisinal merupakan pelanggaran terhadap hak kreatif dan Hak cipta seniman kreator komik.
Sebagaimana dipaparkan Sugawa.id sebelumnya, akun Twitter @Otaku_Anime_Ind sempat mengcopy tangkapan layar dalam karakter anime situs resmi Kemenkeu itu.
Begitu pun @sanjiscunt mengatakan bahwa usaha ini tidak kreatif, proyek yang hasil mencuri ide orang lain. Akun @matsumoto_yuuna malah memerlihatkan kesamaan Nindy dengan akun anime lain yang kemudian hanya ditambahkan seragam DJPb.
Baca Juga: Setelah Ditjen Pajak, Kini Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Diamuk Warganet. Ada Apa ya?
Peneliti komik hikmat darmawan menyebutkan selain mirip dengan kecenderungan komik Jepang, dia menyebutkan karakter anime K-On sebagai contoh, anime memang nyaris mirip satu sama lain.
“Soal kasus karakter Nindy di Kemenkeu ini, memang blunder. Di satu sisi, karakter anime dan manga sangat mudah ditiru. Kadang, desain anime mirip satu dengan yang lain, paling ada detail yang beda dalam kostum atau warna rambut, misalnya,” papar Hikmat.
Masalah paling penting adalah, bahwa ternyata pihak Kemenkeu meminta maaf ketika dirundung netizen soal kemiripan karakter Nindy dengan karakter anime yang pernah ada. Artinya, pihak website resmi mengaku dan menghindar dengan menarik tokoh itu.
Baca Juga: Giliran Istri Pejabat KPK Endar Priantoro Flexing, Suami Bakal Kena Getah?
“Berarti, ya memang terjadi peniruan dong. Sebetulnya, lebih dari soal kemiripan, karakter itu tampak hasil dari sebuah kemalasan berproses. Karakter itu kan cuma punya satu sifat. Ia adalah "anime".
Hasilnya, ya betul-betul template anime. Tidak ada kekhususan watak individu dan kedekatan dengan kenyataan Indonesia dalam template tersebut. Betul-betul miskin kreativitas. Siapa yang salah?” kata Hikmat yang juga Presidium Perkumpulan Penulis ALINEA ini.
Sebagaimana yang dia paparkan, di sisi lain, tokoh karakter anime dari wajah Indonesia sebetulnya beragam dan variatif. Hal itu memang memerlukan daya kreasi yang jenial dari seorang seniman komik.
Baca Juga: Takjil Ramadhan - Resep Es Pisang Ijo Khas Makasar, Kudapan Manis, Teman Berbuka Puasa
Hikmat kemudian menyorot pada divisi komunikasi media di Kementerian Keuangan yang meloloskan figur anime semacam itu. Apalagi, ini kemudian menjadi maskot. Kasus ini setidaknya jadi perhatian bagi lembaga pemerintah untuk serius dalam menangani kerja yang memerlukan daya kreatif dan orisinalitas.
“Kalau untuk kasus ini sih, bagus. Biar institusi gak anggap remeh kerjaan kreatif ke depannya. Mau memikat Gen Z, tapi gak tahu bahwa Gen Z itu sangat etis. Peka banget kalau ada colong-mencolong. Di sisi lain, kekuatan netizen kayak gini juga bisa disalahgunakan untuk merundung,” tambahnya.
Artikel Terkait
Azmi Abubakar Menemukan Tuhan Lewat Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
Asal-Usul Cina Benteng : Penyebutannya Salah Kaprah Mengalir Sampai Jauh … (Bagian 5)
Asal-usul Cina Benteng : Sistem Kekerabatan Tionghoa Tangerang Cenderung Lebih Terbuka (Bagian 6 Tamat)
Respons Isu Perundungan, Teater Tetas Pentaskan Kisah Wayang Bara Aswatama
Ketika 'Setan' Muncul di Pentas Lenong Puja Betawi
Aduh Video Mario Dandy Kabur Nggak Bayar Bensin Viral, Petugas SPBU Sampai Nombok Rp 602 Ribu
Setelah Ditjen Pajak, Kini Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Diamuk Warganet. Ada Apa ya?