• Jumat, 29 September 2023

Wow, Varian Baru Covid 19 Ditemukan di Israel, Amerika dan Denmark. Ini Penjelasan Para Ahli

- Senin, 21 Agustus 2023 | 12:05 WIB
gejala penyakit Covid 19 (Freepik)
gejala penyakit Covid 19 (Freepik)

SUGAWA.ID - Varian baru Covid-19 kembali muncul yang 'sangat berbeda' dengan varian Omicron. Varian Covid baru ini sudah terdeteksi di Israel, Denmark, dan AS.

Varian baru Covid-19 tersebut diberi nama BA.2.86 dan mulai teridentifikasi di Israel untuk kali pertama.

Kasus penemuan varian baru Covid-19 di Israel sendiri menjadi kasus keempat yang terjadi di seluruh dunia. Organisasi kesehatan dunia (WHO)terus memantau kehadiran virus ini dengan lebih dari 30 mutasi lonjakan protein, sejumlah ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui dampak virus ini.

Baca Juga: West Ham Taklukkan Chelsea dalam Derby London. Mauricio Pochettino Minta Waktu Benahi The Blues

Seperti dilaporkan oleh The Times of Israel, 18 Agustus 2023 lalu, dikatakan bahwa banyaknya mutasi virus varian baru Covid 19 ini dikatakan dapat menyebabkan vaksin yang didapat seseorang tidak akan ampuh lagi menangkal virus ini sehingga mengkhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya WHO sudah menetapkan BA.2.86 sebagai "varian di bawah pengawasan" karena banyaknya mutasi yang ditimbulkan. Varian Covid baru ini terdeteksi di Israel dan sedang dilacak oleh otoritas kesehatan di seluruh dunia. Varian ini, ditemukan di Israel dan Denmark pada akhir Juli dan kini juga sudah muncul di Michigan, Amerika Serikat.

Kelompok penasihat evolusi virus SARS-CoV-2 Organisasi Kesehatan Dunia sudah menetapkan varian baru BA.2.86, sebagai varian dalam pemantauan (VUM) karena banyaknya mutasi. Pusat Pengendalian Penyakit AS juga memantaunya.

Baca Juga: PTUN Bandung Lakukan Pemeriksaan Lokasi Water Tank 10 Juta Liter Milik PT Tirta Asasta, Ini Tujuannya

“Tidak ada yang tahu tentang virulensinya atau seberapa menularnya,” kata Direktur Sekolah Kesehatan Masyarakat di Hebrew University dan Hadassah Medical Center, Prof. Ronit Calderon-Margalit.

Hanya satu kasus BA.2.86 yang telah dilaporkan di Israel sejauh ini. Tidak ada informasi publik tentang orang yang terinfeksi dan di mana mereka tertular, atau seberapa sakit secara klinis. Terlepas dari itu, Calderon-Margalit mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah varian itu akan menyebabkan lonjakan penyakit tersebut.

Data Kementerian Kesehatan Israel menunjukkan bahwa rawat inap akibat Covid bulan lalu tetap stabil yakni sekitar 200 orang per hari, dengan penurunan jadi 100 pada minggu lalu (mungkin karena banyak orang Israel berlibur). Jumlah pasien Covid hanya sekitar 30-35 pada hari tertentu selama sebulan terakhir.

Baca Juga: Spanyol Jadi Juara Piala Dunia Wanita Setelah Kalahkan Inggris. Padahal Sempat Diboikot 15 Pemain

“Jika ada lonjakan dengan virus yang ganas dan agresif, Anda akan melihat lonjakan rawat inap. Terlalu dini untuk mengatakan apakah varian baru ini harus jadi perhatian saat ini, karena tingkat rawat inap untuk Covid saat ini sangat rendah, terutama untuk kasus yang parah,” kata Calderon-Margalit.

Fakta bahwa banyak negara di dunia telah menghapus kebijakan pengujian dan karantina serta melonggarkan pelacakan dan melaporkan data juga dapat mempersulit mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi tersebut. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan belum menerima laporan komprehensif terkait ituasi epidemiologis Covid-19 di kawasan Eropa.
Mamang telah terjadi peningkatan rawat inap di AS dan Eropa, namun masih terlalu dini untuk mengatakan potensi kembalinya Covid secara luas.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X