SUGAWA.ID – Keberadaan Vaksin Nusantara yang digagas oleh Mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto sebenarnya sudah lama di Indonesia. Sejumlah petinggi negari pun sudah divaksin dengan vaksin buatan anak bangsa ini.
Sayangnya, di awal kemunculannya, Vaksin Nusantara sempat menimbulkan pro dan kontra. Vaksin Covid-19 buatan Indonesia ini kemudian banyak dicibir oleh beberapa tokoh besar di negeri ini, termasuk BPOM. Mungkin, salah satu sebabnya karena mereka kurang percaya pada produk vaksin buatan bangsa sendiri.
Mungkin juga, salah satu karena Vaksin Nusantara memperkenalkan metode sel dendritik. Berbeda dengan Covid-19 lain yang menggunakan pengujian vaksin metode virus inactivated, mRNA, protein rekombinan, hingga adenovirus.
Tim peneliti Vaksin Nusantara menjelaskan, cara kerja vaksin ini dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen sel darah putih, yang kemudian dipaparkan dengan antigen dari Sars-Cov-2.
Para penolak itu kemudian menilai Vaksin Nusantara tak akan seampuh vaksin dari negara-negara besar penghasil vaksin Covid. Sehingga penolakan demi penolakan terhadap kehadiran Vaksin Nusantara terus berdatangan, meski para pendukungnya vaksin ini juga cukup banyak.
Alhasilnya, Vaksin ini malah digunakan negara lain sebagai alternative vaksin yang tersedia. Dan kini Frontiers, salah satu jurnal yang berbasis di Negara Swiss menerbitkan hasil akhir uji klinis fase I dan II vaksin sel dendritik atau Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Baca Juga: Chelsea Kembali Tolak Tawaran Kedua Man United untuk Mount, Apa Ini Alasannya
Jurnal Frontiers membuat laporan bertajuk "Keamanan dan kemanjuran vaksin sel dendritik untuk pencegahan Covid-19 setelah 1 tahun tindak lanjut: Hasil akhir uji klinis fase I dan II".
Dalam jurnal yang dipublikasikan Frontiers in Immunology pada 19 Juni 2023 dikatakan bawa Vaksin Nusantara dinyatakan sangat aman dan manjur untuk digunakan. Hal itu berdasar uji klinis fase I dan II vaksin sel dendritik atau Vaksin Nusantara diamati selama satu tahun.
"Analisis sementara dari uji coba klinis fase I dan II vaksin yang dipersonalisasi menggunakan sel dendritik turunan monosis autologus (DCs) yang diinkubasi dengan S-protein SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik," tulis jurnal tersebut, Rabu (21/6/2023).
Baca Juga: Fabio Quartararo Ungkap Inginan Ketemu Petinggi Yamaha MotoGP, Ini Tujuannya
Dalam analisis penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa Vaksin Nusantara dapat menginduksi respons sel T dan sel B secara spesifik terhadap SARS-CoV-2.
"Sedangkan dalam laporan ini, hasil uji coba lanjutan yang dilakukan selama setahun menunjukkan adanya keamanan dan kemanjuran vaksin pada subjek uji klinis fase I dan fase II," ujarnya.
Artikel Terkait
Komisi IX DPR Desak Pemanfaatan Vaksin Covid Hasil Riset Lokal
Warga Depok Prioritas Dapat Vaksin CovidĀ
Ridwan Kamil Usulkan 300 Ribu Paket Vaksin Covid 19 untuk Depok
Wali Kota Tangerang Pantau Pemberian Vaksin Covid-19 pada Nakes
2.028 Vial Vaksin Covid-19 Didistribusi ke 27 Puskesmas