Sugawa.id - Sampah plastik merupakan isu penting dalam pengelolaan sampah di dunia. Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia menghasilkan sampah plastik sampai dengan 64 juta ton per tahun.
Indonesia juga merupakan penghasil sampah plastik yang dibuang laut terbesar kedua setelah Tiongkok. Indonesia menghasilkan sampah plastik yang dibuang ke laut mencapai 187,2 juta ton per tahun. Dahsyat bukan?
Kementeriam Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menyebut total sampah nasional di tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton, dari jumlah tersebut 17 persennya merupakan sampah plastik.
Baca Juga: Prospek Korea Selatan untuk Bergabung dengan G7 Semakin Kuat, Ini Komentar para Ahli
Fenomena sampah plastik ini jelas jadi momok menakutkan bagi dunia akhir-akhir ini, tak heran kalau kemudian dunia mencoba meredam laju sampah plastik, salah satunya dengan melakukan daur ulang atau recycle.
Program daur ulang ini kemudian jadi andalan dalam setiap kegiatan penanggulangan sampah plastik. Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata rycycle sampah plastic ini tak sepenuhnya aman, bahkan studi peer-review yang berfokus pada fasilitas daur ulang plastik di Inggris menunjukkan bahwa antara 6 hingga 13 persen plastik yang diproses akan terlepas ke air atau udara sebagai mikroplastik.
Apa itu mikroplastik? Mikroplastik adalah partikel kecil yang besarannya lebih kecil dari lima milimeter dan bisa ditemukan di mana-mana, termasuk di salju bahkan dalam tubuh manusia.
Alih-alih membantu mengatasi masalah persampahan plastik di dunia, proses daur ulang bisa saja malah memperburuk masalah lingkungan dengan polusi mikroplastiknya.
“Ini adalah masalah yang sangat besar , bahkan tidak dipertimbangkan oleh siapa pun, apalagi benar-benar dipikirkan,” kata Erina Brown, seorang ilmuwan plastik yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip Washington Post, Selasa (23/5/2023).
Peneliti dari University of Strathclyde di Glasgow, Skotlandia ini mengungkapkan kekhawatiran bahwa daur ulang yang tidak seefektif malah jadi pemicu polusi plastik. Karena hanya sebagian kecil sampah plastik yang bisa didaur ulang. “Sekitar 9 persen sampah plastik dunia yang bisa didaur ulang,” katanya.
Baca Juga: Aniaya Isteri Sampai Berdarah-darah, Politisi PKS Bukhori Yusuf Batal Diperiksa MKD. Ini Alasannya
Studi ini dilakukan di sebuah fasilitas daur ulang plastik, tetapi para ahli mengatakan temuannya tidak boleh dianggap enteng.
“Ini studi yang sangat kredibel. Ini hanya satu fasilitas, tetapi menimbulkan masalah yang meresahkan, dan seharusnya menginspirasi badan pengatur lingkungan untuk mereplikasi penelitian di fasilitas daur ulang plastik lainnya,” kata Judith Enck, mantan pejabat senior Badan Perlindungan Lingkungan di bawah Presiden Barack Obama yang kini mengepalai organisasi advokasi Beyond Plastics.
Artikel Terkait
Komunitas Plastik untuk Kebaikan Luncurkan Mobil Edukasi Pilah Sampah
Arief Ajak Masyarakat Mulai Memilah Sampah dari Rumah
Sampah Padati Situ Pengarengan Depok
4.000 Kubik Sampah Tutupi Aliran Kali Baru
Timbulan Sampah 67,8 Juta Ton di 2020, Menteri LHK: Pengelolaan Sampah Semakin Berat
Pengelolaan Sampah dan Limbah Tumbuh 6,04 Persen di 2020
Depok Raih Kinerja Pengurangan Sampah dari KLHK
Overload Sampah, DLHK Depok Minta TPA Cipayung Direvitalisasi
100 Ton Sampah di Malam Takbiran Masuk ke TPA Cipayung
Pemprov Banten Gercep Bersihkan Sampah yang Menggunung di Pantai Teluk Labuan, Ini Kata Walhi