Sugawa.id- Santer berita seorang anak 4 tahun meninggal akibat digigit anjing rabies. Anak-anak ternyata memang kelompok yang rentan terjangkit rabies. Mengapa begitu? Bagaimana pencegahan dan penanganannya?
Seorang anak usia 4 tahun asal Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia setelah digigit anjing. Anak itu sempat dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere, Senin (8/5/2023), namun akhirnya tak tertolong. Gigitan terjadi pada wajah, dan terbukti anjing yang menggigitnya mengidap rabies.
“Semakin dekat lokasi gigitan dengan otak semakin membahayakan,” demikian menurut Drh. Zulfikar Basrul Gandong dalam grafis yang disampaikan pada Sugawa.id.
Baca Juga: Hati-hati, Penipuan Voice Phising dari Customer Service Palsu, Ini Cara Mencegahnya
Ini karena virus rabies menyerang otak dan sistem saraf. Melihat kasus pada anak tadi, gigitan terletak pada wajah, yang cukup dekat dengan otak. Maka kasus itu sudah pada tahap berbahaya. “Rabies atau penyakit anjing gila dapat menyebabkan kematian pada hewan maupun manusia, terutama anak kecil,” lanjut Drh. Zulfikar.
Mengapa anak-anak rentan tertular rabies? Sebab daya tahan tubuhnya masih lemah. Selain itu anak kecil cenderung suka bermain dengan hewan, tanpa memperhitungkan bahayanya. Kadang kalau digigit dia akan menyembunyikannya dari orang tua, karena takut dilarang bermain dengan hewan. Faktor inilah yang membuat anak-anak rentan rabies.
Ada gejala yang dapat dikenali apabila seorang anak kecil terjangkit rabies. Tanda-tanda itu berupa sakit kepala, nyeri badan, demam, mual, gelisah, takut air dan cahaya, serta nyeri pada tenggorokan, demikian menurut Drh. Zulfikar.
Sedangkan pada hewan yang terjangkit rabies, ciri-cirinya adalah sering menyendiri, agresif atau menyerang, mengeluarkan banyak air liur, takut pada air dan cahaya.
Ada tindakan yang bisa segera dilakukan kalau sudah tergigit hewan rabies. “Bekas luka dicuci dengan sabun di bawah air mengalir selama 10-15 menit. Berikan antiseptik pada bekas luka. Segera ke pusat kesehatan terdekat, dan laporkan lokasi hewan pada petugas,” papar Drh, Zulfikar.
Rabies disebabkan oleh virus dari keluarga rabdoviridae yang menular melalui gigitan. Di Indonesia, 90 persen kasus rabies disebabkan oleh anjing, disusul kucing dan kera. Jadi tidak semua kasus rabies disebabkan oleh anjing.
Baca Juga: Terkait Dugaan Maladministrasi Mutasi ASN, Ombudsman dan Pj Gubernur Banten Buat Kesepakatan Ini
Bagi pemilik hewan peliharaan anjing, kucing, dan kera, sebaiknya mengambil langkah pencegahan. Yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi rabies pada hewan, terutama jika hewan itu dibiarkan berkeliaran ke luar rumah. Sebab dengan membiarkannya berkeliaran, akan sangat berpotensi tertular virus rabies dari hewan lain.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter hewan, untuk memastikan tidak ada penyakit berbahaya pada hewan peliharaan.
Tindakan pencegahan rabies pada anak-anak:
Artikel Terkait
Wah Indonesia Punya Paxlovid Obat Baru Covid 19 yang Terbukti Efektif, Awas Ada Petunjuk Penggunaannya Loh
Kabar Baik, Google Siapkan Teknologi Pelacak Ponsel dalam Kondisi Mati . Ini Keunggulannya
Google Kembangkan Bard, Mirip ChatGPT yang Menuai Kontroversi
Ini Fakta Menarik Soal Gerhana Matahari Hibrida, Awas Nomor 5 dan 6 Bisa Membahayakan Kita!
Waduh, Hacker Iran Sempat Ganggu Situs Pemilu AS 2020, Ini Kata Jenderal Siber Amerika
Yi So Yeon, Astronot Pertama Korea dan Impiannya Tentang Luar Angkasa Negeri Ginseng
Awas, Modus Penipuan pada Gmail, dan Cara Menghindarinya
Ayo Mengenal Bipolar yang Diderita Yudo Andreawan, Bagaimana Cara Menanganinya?
Malam Ini Terjadi Gerhana Bulan Penumbra, Dapat Dilihat dari Sabang sampai Merauke
China Siap Luncurkan Tianzhou 6 Sebagai Pesawat Luar Angkasa Terbarunya , Ini Beberapa Kelebihannya