Sugawa.id -Insiden peretasan yang diduga terjadi pada situs pemilu Amerika Serikat (AS) tahun 2020 lalu. Peretasan tersebut dilakukan oleh para hacker dari Iran, namun Pasukan Misi Nasional Siber Amerika menyatakan peretasan tersebut berhasil digagalkan.
Isiden peretasan yang belum pernah dilaporkan sebelumnya ini, terjadi pada situs web kota AS jelang pemilihan 2020. Si peretas kemungkinan berniat mengubah jumlah suara tidak resmi yang ditampilkan pada Hari Pemilihan.
Mayor Jenderal Angkatan Darat William J Hartman yang juga Kepala Pasukan Misi Nasional Siber Komando Siber AS mengungkapkan insiden tersebut sebuah acara industri keamanan siber baru-baru ini.
Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Cawapres di Pemilu 2024, Mahfud MD Bilang Begini
Namun Hartman menolak merinci secara spesifik prihal insiden tersebut. “Yang akan saya bagikan kepada Anda adalah bahwa kami (Pasukan Siber AS) dapat keluar dan memulihkan akses yang diretas,” kata William J Hartman seperti dikutip NBC, Jumat (26/4/2023) lalu.
Dia menjelaskan, para peretas merupakan anggota kelompok peretas yang oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike disebut "Pioneer Kitten". Para peretas tersebut diduga adalah kontraktor yang bekerja untuk Iran dan mereka bertugas untuk mendapatkan akses ke sistem sensitif.
“Kami mendeteksi aktor siber Iran tersebut sudah memperoleh akses ke infrastruktur lokal kota yang akan digunakan untuk melaporkan hasil pemungutan suara pemilu 2020,” kata Hartman tanpa mengatakan situs web kota mana yang diretas.
Baca Juga: Sejarah dan Makna, Tradisi Bakda Kupat atau Lebaran Ketupat oleh Masyarakat Muslim Jawa di Tanah Air
Wakil Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), Eric Goldstein mengingatkan bahwa saat ini target pihaknya adalah actor dari peretasan tersebut .”Kami ingin bergerak cepat,” kata Goldstein.
Sebagian besar peralatan yang terlibat langsung dalam pemilu AS sebenarnya tidak terhubung ke internet, sehingga peretasan sistem tersebut dalam skala besar hampir tidak mungkin dilakukan. Tapi itu berarti aspek lain dari proses pemungutan suara secara online bisa jadi target peretasan.
Pemerintah daerah sering kali mengelola situs pelaporan malam pemilu untuk melaporkan hasil pemilu saat dihitung. Meskipun hasil tersebut tak resmi, portal berita dan publik dapat mengakses suara dan memprediksi hasil pemilu.
Baca Juga: Borong Solar Subsidi, Dijual ke Industri, Ini Bisnis Sampingan AKBP Achiruddin Hasibuan?
Sebenarnya tuduhan itu sudah sering dilontarkan pakar keamanan pemilu AS tentang peringatan bahwa situs web pelaporan malam pemilu dapat jadi sasaran serangan. Mereka menduga Rusia juga telah meretas situs pelaporan pemilihan presiden Ukraina pada tahun 2014 untuk membuat palsu bahwa kandidat pro-Rusia memenangkan pemilu.
AS juga sebelumnya menuduh Iran menyebarkan kampanye keraguan tentang integritas pemilihan presiden 2020, termasuk mendapatkan catatan pemilih dari satu negara bagian dan mengirim email ancaman ke beberapa pemilih. Departemen Kehakiman mendakwa dua warga negara Iran atas insiden tersebut.***
Artikel Terkait
Para Ilmuwan Temukan Patung Kuno Raja Mesir, Benarkah Ini Sezaman dengan Nabi Musa?
Realme GT Neo 5 SE akan Lakukan Debut pada Awal April 2023, Ini Spesifikasi dan Keunggulannya
ChatGPT Kemungkinan Akan Berdampak pada Ekonomi Dunia Tahun 2030an, Ini Analisa Paul Krugman
Ini Beberapa Kekurangan Mobil Listrik yang Perlu Diketahui, Nomor Tiga Bisa Bikin Berpikir Ulang
Ini Alasan Orang Memburu Trenggiling, dari Sekadar Jadi Makanan Mewah Hingga Obat Penyakit Ini
China Luncurkan Helikopter AC332, Mampu Bawa 10 Penumpang dan Punya Biaya Super Hemat
Wah Indonesia Punya Paxlovid Obat Baru Covid 19 yang Terbukti Efektif, Awas Ada Petunjuk Penggunaannya Loh
Kabar Baik, Google Siapkan Teknologi Pelacak Ponsel dalam Kondisi Mati . Ini Keunggulannya
Google Kembangkan Bard, Mirip ChatGPT yang Menuai Kontroversi
Ini Fakta Menarik Soal Gerhana Matahari Hibrida, Awas Nomor 5 dan 6 Bisa Membahayakan Kita!