SUGAWA.ID - Ribuan massa berkumpul memprotes aksi kelompok sayap kanan Denmark Danske Patrioter yang membakar Alquran di Kopenhagen. Massa berusaha menyerbu Zona Hijau Bagdad, tempat beririnya kedutaan asing dan pusat pemerintahan Irak untuk memprotesd pembakaran tersebut.
Hampir 1.000 orang pengunjuk rasa dibubarkan oleh pasukan keamanan setempat Sabtu, 22 Juli 2023. Unjuk rasa besar-besaran itu dilakukan sebagai reaksi atas kasus pembakaran Alquran di depan kedutaan Irak di Denmark.
Para pengunjuk rasa marah dan berkumpul dari Ibu Kota Bagdad, dan provinsi lain untuk memprotes aksi penistaan Alquran yang telah terjadi tiga kali dalam waktu kurang dari sebulan, dua kali terjadi di Swedia dan sekali di Kopenhagen.”
Baca Juga: Bayern Munich Berharap Transfer Fabinho ke Al Ittihad Gagal. Siap Tawarkan Segini ke Liverpool
Dalam demonstran itu sejumlah dukungan terhadap pemimpin agama dan politik Syiah Irak yang berpengaruh Muqtada al-Sadr dan membawa gambar pemimpin dan bendera yang terkait dengan gerakannya, di samping bendera Irak.
“Ya, ya untuk Quran!” teriak para pengunjuk rasa.
Akibat aksi tersebut, pasukan keamanan Irak memblokir jembatan Jumhuriya yang mengarah ke Zona Hijau untuk mencegah pengunjuk rasa mencapai kedutaan Denmark. Para pengunjuk rasa juga menyerukan kepada masyarakat internasional untuk merancang undang-undang mencegah agresi, penodaan kitab suci,” kata Abdelwahed.
Baca Juga: Pelita Air Buka First Flight Jakarta ke Pontianak, Harga Mulai Rp 900 ribuan
Menurut laporan media-media Denmark, kelompok ultra-nasionalis sayap kanan Danske Patrioter membakar salinan Alquran dan bendera Irak di depan kedutaan Irak di Kopenhagen dan menyiarkan langsung peristiwa tersebut di Facebook.
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen pun mengutuk tindakan itu sebagai tindakan "kebodohan" oleh beberapa individu dan mengatakan kepada penyiar nasional DR bawaj tindakan yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan itu merupakan tindakan tercela dan menghina agama orang lain.
“Tidak ada tujuan lain selain memprovokasi dan menciptakan perpecahan, walau membakar buku-buku agama bukanlah suatu kejahatan di Denmark,” ujarnya seperti dikutip Al Zazeera, Sabtu, 22 Juli 2023.
Baca Juga: Pelita Air Buka First Flight Jakarta ke Pontianak, Harga Mulai Rp 900 ribuan
Ia juga memperingatkan warga Irak agar tidak ditarik ke dalam apa yang digambarkannya sebagai "plot hasutan" dan bertujuan untuk menunjukkan bahwa Irak tidak aman untuk misi asing.
Dalam insiden terpisah, para demonstran membakar markas besar organisasi kemanusiaan Dewan Pengungsi Denmark di gubernuran Basra Irak, seperti dikutip Sky News.
Artikel Terkait
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Bersama Istrinya Kim Keon Hee Berangkat ke Lituania untuk Hadiri KTT NATO
AS Bantah Terlibat dalam Pembebasan Lima Komandan Militer Unit Azov Neo Nazi, Ini Kata Presiden Joe Biden
Longsor di Rolling Hills Estates Los Angeles Sebabkan 12 Rumah Rusak Parah, Ini Kondisi Terkini Warganya
Korea Selatan dan NATO Sepakat Tingkatkan Kemitraan dan Perluas Cakupan Kerja Sama, Simak Selangkapnya di Sini
Ini Sosok Wanita yang Akhirnya Dibebaskan Setelah 53 Tahun Mendekam Dalam Penjara Akibat Pembunuhan
Sebanyak 300 Anak-Anak Tewas Dalam Pelarian ke Eropa dalam 6 Bulan Terakhir, Ini Komentar UNICEF
Gelombang Panas Terus Menerjang, Kekeringan dan Krisis Pangan Hantui Eropa. China Juga Alami Imbas