• Kamis, 28 September 2023

AS Bantah Terlibat dalam Pembebasan Lima Komandan Militer Unit Azov Neo Nazi, Ini Kata Presiden Joe Biden

- Senin, 10 Juli 2023 | 23:05 WIB
Veteran Ukraina dari Unit Neo Nazi  yang terkenal kejam dalam pertempuran. (rt.com)
Veteran Ukraina dari Unit Neo Nazi yang terkenal kejam dalam pertempuran. (rt.com)

SUGAWA.ID-Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membantah terlibat dalam keputusan Turki untuk membebaskan lima komandan militer unit Azov neo Nazi Ukraina yang terkenal kejam.

Moskow menyebut langkah Ankara sebagai pelanggaran kesepakatan.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menolak untuk berbicara tentang motivasi keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyerahkan para pemimpin Azov kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, selama kunjungan terakhir ke Turki pada hari Sabtu.

Baca Juga: Banyak NIB Tumpang Tindih, Ratusan Sertifikat PTSL di Subang Bermasalah. Begini Kata Kanwil BPN Jawa Barat

"Kami bukan bagian dari ini dan tidak dalam posisi, sungguh, untuk mengomentari apa yang Erdogan coba capai dengan itu," kata pejabat AS itu kepada media di pesawat Air Force One seperti dilansir rt.com, Senin (10/7/2023).

Warga Ukraina tersebut ditangkap oleh Rusia tahun lalu di Kota Mariupol dan diserahkan ke Turki sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan Ukraina.

Ketentuan kesepakatan menetapkan bahwa Ankara akan menahan mereka sampai konflik bersenjata di Ukraina selesai.

Baca Juga: Simak! Ditlantas Polda Metro Jaya Resmi Gelar Operasi Patuh Jaya. 14 Pelanggaran Prioritas Ini akan Ditindak

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menduga bahwa Ankara telah melanggar komitmennya karena tekanan untuk menunjukkan solidaritas dengan NATO menjelang KTT para pemimpin minggu ini di Vilnius, Lituania.

Presiden Biden, yang berada di Inggris, menyatakan bahwa perilaku Erdogan mengungkapkan kelemahan yang dirasakan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pemberontakan yang dibatalkan bulan lalu oleh Evgeny Prigozhin, kepala perusahaan militer swasta Grup Wagner.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan bahwa Turki telah mempertahankan posisi ambivalen terkait konflik Ukraina sejak awal. "Ankara, misalnya, telah memasok beberapa persenjataan canggih ke Kyiv," katanya.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Bersama Istrinya Kim Keon Hee Berangkat ke Lituania untuk Hadiri KTT NATO

“Seberapa banyak ini terkait dengan Prigozhin versus seberapa banyak ini hanya terkait dengan pendekatan Erdogan terhadap konflik Ukraina secara besar-besaran, sulit bagi saya untuk mengatakannya,” tambah pejabat senior itu.

Moskow menganggap Azov sebagai kelompok teroris dan menuduh anggotanya melakukan kejahatan perang selama pertempuran untuk Mariupol.

Negara-negara Barat sebelumnya menganggap unit neo Nazi Ukraina sebagai ekstremis. Investigasi majalah TIME tahun 2021 merinci bagaimana perekrut Azov tidak merahasiakan politik neo Nazi ketika mereka menjangkau supremasi kulit putih dari seluruh dunia untuk menemukan anggota baru atau menginspirasi sekutu.

Halaman:

Editor: Kevin Imanuel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X