SUGAWA.ID-Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol bersama istrinya Kim Keon Hee berangkat ke Lituania untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) 2023 dan serangkaian pertemuan diplomatik, Senin (10/7/2023).
Di sela-sela KTT NATO, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan mengadakan pembicaraan dengan perdana menteri Jepang , terkait posisi pemerintahannya tentang keamanan rencana Tokyo untuk melepaskan air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh.
Seperti dilansir Korea Times, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan memulai perjalanan enam harinya ke Lituania dan Polandia dengan menghadiri KTT NATO di Vilnius sebagai pemimpin negara pengamat.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Memulai Kunjungan ke Tiga Negara sebelum KTT NATO, Ternyata Ini Misinya
Dia kemudian akan terbang ke Polandia pada hari Rabu untuk kunjungan resmi, termasuk pertemuan puncak dengan Presiden Polandia Andrzej Duda.
Menurut juru bicara kepresidenan Korea Selatan Lee Do-woon, Yoon akan mengambil bagian dalam pertemuan puncak bilateral dengan para pemimpin Norwegia, Belanda, Selandia Baru, Hongaria, Rumania, Swedia, Estonia, Slovakia, Finlandia, Lituania, dan Jepang di sela-sela acara NATO.
Dia juga akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan memimpin pembicaraan empat arah negara-negara mitra NATO di Asia Pasifik, yang disebut AP4 yang terdiri dari Korea, Jepang, Australia dan Selandia Baru.
Selama pertemuan KTT NATO, Presiden Yoon diperkirakan akan membahas isu-isu termasuk perang di Ukraina, kemitraan antara NATO dan kawasan Indo-Pasifik, dan tanggapan bersama terhadap ancaman keamanan yang muncul.
KTT dengan Kishida, mendapat perhatian paling besar di antara acara yang direncanakan Yoon. Pertemuan sebelumnya berlangsung hanya dua bulan sebelumnya di sela-sela KTT Kelompok Tujuh di Hiroshima, Jepang pada bulan Mei.
Media Jepang telah berspekulasi bahwa Kishida kemungkinan akan menjelaskan kepada Yoon bagaimana Tokyo akan mengontrol dan memantau rencananya untuk membuang air limbah dari pabrik Fukushima ke laut dan meyakinkan para kritikus tentang keamanan rencananya.
Baca Juga: Penutupan Jembatan Cikereteg Diperpanjang, Begini Penjelasan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional
Baru-baru ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan laporan akhirnya tentang rencana pelepasan Jepang dan mengatakan bahwa itu memenuhi standar keselamatan karena air akan memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan baik pada manusia maupun lingkungan.
Menyusul laporan IAEA, Korea Selatan juga mengumumkan analisisnya terhadap rencana Jepang, menyimpulkan bahwa mereka memenuhi standar internasional dan Seoul menghormati laporan IAEA.
Namun, oposisi utama Korea, Partai Demokratik Korea (DPK) menolak baik laporan IAEA maupun Seoul, mengklaim yang pertama disesuaikan untuk Jepang.
Artikel Terkait
Kemendag Pertemukan Pelaku Animasi Indonesia dan Korea Selatan
Meninggalnya Artis Korea Selatan Jung Chae Yull, Viral
Baru Tayang, Film Dream yang Dibintangi Park Seo Joon dan IU Langsung Top Box Office Korea Selatan
Puteri Bupati Pandeglang Dinikahi Youtuber Korea Selatan
Prospek Korea Selatan untuk Bergabung dengan G7 Semakin Kuat, Ini Komentar para Ahli
Presiden AS Joe Biden Memulai Kunjungan ke Tiga Negara sebelum KTT NATO, Ternyata Ini Misinya