Puluhan WNI Terjebak di Myanmar, Dipaksa Kerja di Tengah Zona Perang, Dicambuki bagai Budak!

- Rabu, 3 Mei 2023 | 07:38 WIB
Viral, kabar tentang 21 WNI yang disekap dan diperbudak di zona perang Myanmar. Semua merupakan korban perdagangan manusia oleh sindikat penipuan online Asia Tenggara.  (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)
Viral, kabar tentang 21 WNI yang disekap dan diperbudak di zona perang Myanmar. Semua merupakan korban perdagangan manusia oleh sindikat penipuan online Asia Tenggara. (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)

Sugawa.id – Puluhan WNI dipaksa bekerja di tengah zona perang. Mereka disekap, disiksa jika kerja tak penuhi target harian. Perusahaan yang menipu mereka mengancam, Presiden Jokowi sekalipun tidak dapat memulangkan mereka.

Viral, kabar tentang 21 WNI yang disekap dan diperbudak di zona perang Myanmar. Semua merupakan korban perdagangan manusia oleh sindikat penipuan online Asia Tenggara. Mereka memohon pertolongan melalui media sosial, namun sudah seminggu ini tidak ada kabarnya lagi.

Ni Luh Djelantik melalui Twitter dan Instagram ikut menyuarakan jeritan para korban.

Baca Juga: Viral! Babi Ngepet di Pondok Aren, Ini yang Sebenarnya...

“Bantu bebaskan 21 WNI korban human trafficking di Myanmar , mereka disiksa, dipukul, disetrum dan 5 hari tidak diberi makan,” begitu tulis Ni Luh Djelantik di Twitter, Selasa (2/5). Diunggah tangkapan layar percakapan di WhatsApp dengan keluarga korban. Semua berisi permintaan tolong, karena sudah hilang kontak dengan para korban. Ada pengakuan tentang kekerasan yang dialami, seperti dipukuli di pos tentara.

Pada akun Instagram @BebaskanKami diunggah video meminta pertolongan dari para korban, sekitar sepekan lalu ketika mereka masih dapat berkomunikasi dengan pihak Indonesia. Terlihat beberapa pria dan wanita terkurung dalam satu ruang sempit. Di belakang nampak tempat tidur tingkat yang mereka gunakan. Wajah mereka pasrah, penuh tekanan dan ketakutan.

“Assalamualaikum, kami para WNI yang terjebak di Myammar. Mohon bantuan kepada pemerintah Indonesia dan insansi terkait. Kita sudah terkurung dan terancam. Ditambah berada di zona perang. Setiap malam kita bekerja dalam kondisi gelap gulita tapi harus tetap bekerja . Dan suara bom dimana-mana. Kita memiliki target yang tiap hari harus dipenuhi . Jika tidak memenuhi target, hukuman siap menanti kita, mulai lari  di bawah terik matahari, push up ratusan kali bahkan ribuan kali, skotjam, diestrum, dicambuk, jalan jongkok dan sebagainya. Hal-hal yang  tidak manusiawi sudah kita alami. Untuk itu kami minta bantuan bapak Jokowi sebagai presiden kami,” begitu suara seorang pria menceritakan yang mereka alami.

Baca Juga: Panas Ekstrem di CIputat, Warga Diminta Keluar Rumah pada Jam Tertentu

Menurut penjelasan dari video itu, empat dari mereka akan dijual ke perusahaan lain. Sementara yang lain akan dipisahkan ke tim lain, yang dipimpin oleh pemimpin China yang terkenal dengan hukuman kejam mereka.

Wajah-wajah di video itu sengaja diperlihatkan, mereka ingin pemerintah Indonesia melihat dan mengingat wajah mereka. “Wajah-wajah putus asa memohon pertolongan,” tambah narasi itu.

Seorang keluarga mereka yang berada di Indonesia menyatakan bahwa perusahaan yang memeperjakan mereka memberi ancaman. Semua diancam tidak akan bisa pulang ke Indonesia.

Baca Juga: Hari Puisi Nasional, Seniman Bacakan Petisi Agar Akademi Jakarta Hormati Keputusan MKJ

“Terakhir kita dapat konfirmasi dari anak-anak, perusaan itu bilang tidak ada yang bisa jemput kalian di sini bahkan Presiden Jokowi pun. Itu statement-nya perusahan kemarin,” ujar Ibu I, anggota keluarga korban kepada media.

Ibu I sendiri tidak lagi mengetahui kabar anaknya. Kemungkinan ada di Myawaddy, Myanmar, sedang disekap. Ibu I sudah sepekan tidak dapat berkomunikasi dengan anaknya. “Kemungkinan mereka disekap, udah disiksa, ada penyiksaan,” ujar Ibu I.

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno, hingga minggu lalu pihaknya masih bisa mendapat kabar keberadaan korban. Kini sudah hilang kontak.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X