Sugawa.id - Seorang komandan pasukan Pelopor Taktis Wanita Afghanistan, Mahnaz Akbari dan pasukannya (semua wanita) yang menemani pasukan Operasi Khusus AS kala melakukan misi memburu ISIS dan membebaskan tawanan dari penjara Taliban yang dievakuasi ke Amerika Serikat meminta jaminan menetap permanen di negeri itu.
Akbari (37) dan tentaranya meminta status hukum permanen kepada Amerika menyusul berkuasanya Taliban di Negara itu. Dia bersama anggota peletonnya terpaksa mengungsi ke Amerika Serikat karena merasa tidak aman dalam kekuasaan Taliban. Demikian dikutip dari Washington Post, Jumat (28/4/2023).
Akbari dan anggota Pelopor Taktis Wanita lainnya sedang berusaha meyakinkan Kongres bahwa pengabdian mereka di Afghanistan harus diganjar hak untuk menetap di Amerika secara permanen.
Baca Juga: Fabio Quartararo Optimistis Raih Podium di Seri MotoGP Spanyol, Ini Fakta dan Alasannya
“Misi kami mengejar seorang komandan Taliban atau pemimpin Da'ish (nama lain ISIS),” kata Akbari saat diwawancara baru-baru ini.
Akbari dan anggota Pelopor Taktis Wanita tersebut sudah bertemu dengan anggota parlemen di Capitol Hill untuk mencoba menghidupkan kembali undang-undang soal status imigrasi genting bagi mereka dan warga Afghanistan lainnya, Kamis (27/4/2023).
Para prajurit ini berada di Amerika Serikat di bawah pembebasan bersyarat kemanusiaan selama dua tahun yang akan berakhir pada Agustus mendatang. Hal itu akan mengakhiri izin kerja para perempuan itu, memaksa majikan mereka memberhentikan mereka.
Baca Juga: Indomie Rasa Ayam Spesial Dinyatakan Aman, Tapi Kenapa Dilarang di Taiwan? Ini Penjelasan BPOM
Senator Ted Cruz, seorang Republikan Texas mendukung kebijakan imigrasi garis keras, membuat pertemuannya dengan para wanita terdengar simpatik.
“Warga Afghanistan yang pemberani mempertaruhkan nyawa mereka untuk menjaga keamanan tentara Amerika, dan kami memiliki tanggung jawab terhadap mereka,” kata Mr. Cruz.
Pernyataan serupa dilontarkan Michael Waltz, seorang Republikan Florida dan pendukung Donald J. Trump untuk membantu pengungsi Afghanistan tersebut.
“Kalian semua adalah tentara, kita semua berjuang bersama. Apa yang tertanam dalam diri kami dan di setiap prajurit adalah Anda tidak pernah meninggalkan sesama prajurit - selamanya. Jadi kami akan terus berjuang untuk mereka yang tertinggal,” kata Waltz yang mantan Baret Hijau, ***
Artikel Terkait
China Gelar Latihan Militer di Selat Taiwan, Beijing Marah karena Presiden Tsai Ing-wen Bertemu Kevin McCarthy
Pertemuan Tsai Ing-wen dan DPR AS Buat Dukungan Terhadapnya Melemah, Ini Hasil Studinya
Sudah Minta Maaf, Perilaku Dalai Lama Mencium Bibir dan Lidah Seorang Anak Tetap Kontroversial
Puluhan Tewas dan Ratusan Orang Terluka Akibat Bentrok di Sudan
Empat Orang Tewas dan 28 Terluka dalan Insiden Penembakan di Dadeville Alabama
Penetapan Jadwal Idul Fitri 2023 Indonesia Ditentukan Kamis 20 April, Bagaimana dengan Arab Saudi?
Gila, 1,6 Ton Batangan Emas Dicuri dari Bandara Kanada. Polisi Bilang Begini
Nah Loh Ada Zat Pemicu Kanker pada Mi Instan Indonesia di Taiwan, BPOM Diminta Cek Produk Serupa
Heboh, Walt Disney Gugat Gubernur Florida. Ini Pokok Permasalahannya
Malaysia Tarik Peredaran Indomie Rasa Ayam Spesial, Menyusul Taiwan, Belum Ada Respons dari BPOM RI