Sugawa.id – Tak hanya 3 bank, tapi hampir 200 bank Amerika akan alami nasib seperti Silicon Valley bank (SVB), bank">Signature bank dan bank">Silvergate bank yang mengalami kebangkrutan di bulan Maret ini.
Dalam sebuah analisa yang dipaparkan di Social Science Research Network, SVB selaku pemberi pinjaman utama yang berfokus pada sektor teknologi dan startup di AS “terpaksa” ditutup oleh regulator minggu lalu, setelah mengalami ganguan besar dalam aliran dana keluar (rush).
Empat ekonom dari universitas terkemuka AS pun memperkirakan saat ini ada banyak sekali bank yang nilai pasarnya hilang dari aset akibat kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Presiden Geram dengan Maraknya Impor Pakaian Bekas Illegal, Ini Respon Kapolri
“Dari 7 Maret 2022 hingga 6 Maret 2023, tingkat dana federal naik tajam dari 0,08% jadi 4,57%, dan kenaikan ini disertai dengan pengetatan kuantitatif. Akibatnya, aset jangka panjang yang mirip dengan yang ada di neraca bank mengalami penurunan nilai yang signifikan selama periode yang sama,” tulis para ahli, seperti dikutip RT.com, Minggu (19/3/2023).
Meski suku bunga yang tinggi dapat menguntungkan bank karena memungkinkan mereka meminjamkan uang pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sehingga banyak bank AS kemudian memarkir sebagian besar kelebihan kas mereka ke Departemen Keuangan AS.
Namun tiba-tiba obligasi turun drastis akibat kenaikan suku bunga – investor sekarang dapat dengan mudah membeli obligasi yang baru diterbitkan karena menjanjikan penawaran tingkat bunga lebih tinggi. Penurunan portofolio bank jadi tak terealisasi kareba nilai surat berharga menurun tetapi kerugiannya hanya ada di atas kertas.
Masalah muncul ketika para nasabah menarik simpanan mereka dan bank terpaksa menjual sekuritas mereka – dengan kerugian yang signifikan – untuk membayar para deposan. Dalam kasus ekstrim, hal ini dapat menyebabkan bank bangkrut, atau seperti yang terjadi dengan Silicon Valley bank, hilangnya kepercayaan dapat memicu terjadinya rush.
Sebelumnya kabar tak mengenakkan menimpa perekonomian Amerika dalam beberapa pekan terakhir. Salah satu kabar yang paling menggemparkan adalah runtuhnya Silicon Valley bank (SVB), salah satu bank terbesar di negeri Paman Sam.
Dikutip dari berbagai sumber, keruntuhan bank yang memiliki markas di Santa Clara tersebut sangat mengagetkan dan berlangsung demikian cepat. Sebab pada tanggal 8 Maret 2023, SVB mengumumkan bahwa pihaknya bermaksud meningkatkan struktur keuangannya hingga US$ 2,25 miliar setelah mengalamikerugian mencapai US$ 1,8 miliar.
Baca Juga: Toyota Usung All-New Agya di GJAW 2023, Versi GR Sport Dibanderol Rp 237 Juta
Namun pengumuman itu malah blunder dan mendapat respon negatif dari para nasabahnya yang buru-buru menarik uang mereka dari bank tersebut tepat sehari setelah pengumuman atau tanggal 9 Maret 2023. Tak tanggung-tanggung jumlah yang ditarik mencapai US$ 42 miliar dalam sehari.
Akibatnya SVB mengalami rush dan terjadi kepanikan yang membuat Regulator California menutup Silicon Valley bank dan menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai pengendali perusahaan induknya.
Artikel Terkait
43 IKM di Depok Didorong Punya Sertifikat Halal
Asyik KUR BRI 2023 Kembali Dibuka, Begini Syarat dan Ketentuan Pengajuan Pinjamannya
Mau Dapat Subsidi Pembelian Motor Listrik Hingga Rp 7 Juta, Yuk Ikuti Langkah-langkah Ini
Suzuki Hadirkan 7 Mobil Unggulan di GJAW 2023, Ada Grand Vitara dan XL7
Toyota Usung All-New Agya di GJAW 2023, Versi GR Sport Dibanderol Rp 237 Juta