Mengintip Proses Kreatif Wisnu Suryaning Adji, Lelaki yang 100% Mengabdikan Hidupnya untuk Menulis

- Sabtu, 20 Mei 2023 | 07:45 WIB
Tidak banyak buku fiksi fantasi yang dihasilkan penulis Indonesia. Salah satu penulis yang menekuni genre itu, Wisnu Suryaning Adji.  (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)
Tidak banyak buku fiksi fantasi yang dihasilkan penulis Indonesia. Salah satu penulis yang menekuni genre itu, Wisnu Suryaning Adji. (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)

Sugawa.id – Tidak banyak buku fiksi fantasi yang dihasilkan penulis Indonesia. Salah satu penulis yang menekuni genre itu, Wisnu Suryaning Adji. Trilogi Legenda Perompak Naga karyanya melengkapi kehadiran buku fiksi fantasi Indonesia yang langka. Bagaimana lelaki bersahaja ini mampu menghasilkan karya dengan begitu produktif?

“Mungkin, ada yang menganggap saya produktif, tapi saya sendiri tidak berusaha untuk produktif. Saya cuma melakukan apa yang saya senangi saja, yaitu menulis fiksi. Karena saya melakukannya sebagai kesenangan, mungkin jadi terlihat produktif,” ujar Wisnu Suryaning Adji kepada Sugawa.id dalam obrolan online belum lama ini.

Pria yang ramah dan senang merendah ini sebenarnya sudah menulis 11 novel dan banyak cerita pendek (cerpen) serta sejumlah puisi. Namun yang sudah diterbitkan baru lima novel. Novel-novel itu adalah “Rahasia Salinem”, “Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang”, dan “Trilogi Legenda Perompak Naga”. Untuk trilogi ini terdiri “Seni Membangunkan Naga dari Laut”, “Reinkarnasi Burung Langit”, dan “Cakarawala dan Nubuat Terakhir”.

Baca Juga: Roy Pengharapan: Partai Nasdem akan Evaluasi dan Perbaiki Kekurangan

Ada lagi dua naskah novel yang sudah jadi namun belum diterbitkan.

Dan di saat tertentu Wisnu Suryaning Adji juga menulis puisi sebagai penyampaian emosi pribadi. Sejauh ini pria yang pernah dilarang ayahnya berkarir sebagai penulis ini mengaku belum ada rencana membukukan puisinya.

Wisnu Suryaning Adji mengaku tak pernah punya target dalam menulis. “Saya cuma menikmati apa yang saya lakukan saja, meracau. Kebetulan, salah satu bentuk racauan itu adalah fiksi. Sehingga saya juga tidak pernah membuat target kuantitas dalam kepenulisan fiksi yang saya lakukan. Target saya sesederhana menikmati cerita dalam proses menulis yang saya lakukan,” ungkap penulis yang memulai kariernya dari platform Storial ini.

Baca Juga: Rasakan Pengalaman Seru Jadi Penjelajah Waktu Keliling Nusantara di Museum Nasional Indonesia

Karya-karya Wisnu Suryaning Adji awalnya berupa novel dengan penonjolan tokoh-tokoh manusia berikut kisah hidupnya. Seperti “Rahasia Salinem” yang menjadi debut utamanya sebagai novelis. Namun kemudian lahir novel genre fiksi fantasiTrilogi Legenda Perompak Naga”. 

Ternyata lompatan genre tulisan itu dilakukan Wisnu Suryaning Adji secara tak disengaja. Bahkan ia sama sekali tidak ada niatan menulis fiksi fantasi pada awalnya.

“Saya menulisnya karena ‘iseng’,  saat saya tidak mampu menyelesaikan satu novel yang lain. Mental saya waktu itu sempet drop, dan mempertanyakan lagi apakah benar saya mampu menulis, dan bisa jadi penulis. Akhirnya, saya memutuskan untuk melepaskan pikiran dari karya yang macet itu, dan menulis sesuatu yang lain—sesuatu yang singkat, menyenangkan, dan tidak membuat saya berpikir keras,” ungkap Wisnu Suryaning Adji.

Baca Juga: Polisi Rukun Warga Tangkap Dua Kawanan Pembobol Ruko

Setelah berjalan, Wisnu Suryaning Adji merasakan proses menulis “Legenda Perompak Naga” sangat menyenangkan. Dia  merasa sedang kembali mengalami ulang pengalaman ketika dirinya menonton film, atau membaca buku di masa kecil.

“Masa-masa ketika imajinasi terasa sebagai bagian nyata dari hidup lewat film kartun, komik, buku cerita rakyat, kisah mitologi, wayang, dan sebagainya. Saya rasa, pengalaman emosional dengan tontonan, dan bacaan itu yang mendorong saya meneruskannya. Sesederhana karena pengalaman itu menyenangkan,” lanjut Wisnu Suryaning Adji berbagi proses kreatifnya.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X