Sejarah dan Makna, Tradisi Bakda Kupat atau Lebaran Ketupat oleh Masyarakat Muslim Jawa di Tanah Air

- Minggu, 30 April 2023 | 07:14 WIB
Caption: Pada Hati ke 7 di bulan Syawal, masyarakat Muslim Jawa akan melaksana tradisi bakda kupat atau lebaran ketupat  (Dok foto : IG @ernie_khe)
Caption: Pada Hati ke 7 di bulan Syawal, masyarakat Muslim Jawa akan melaksana tradisi bakda kupat atau lebaran ketupat (Dok foto : IG @ernie_khe)

Sugawa.id- Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, sebagian besar masyakat muslim Jawa di Tanah Air akan melaksanakan tradisi bakda kupat atau lebaran ketupat, yang hingga kini masih lestari dan diselenggarakan secara turun temurun. Kegiatan ini dilakukan pada hari ke-7 di bulan Syawal.

Sejarah dari tradisi bakda Kupat ini berawal dari Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkannya kepada masyarakat Jawa sejak zaman Hindu-Budha pada tahun 1600-an.

Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat juga memiliki makna filosofi yang sangat mendalam, karena kupat ini merupakan singkatan dari kata 'Ngaku Lepat' yang artinya mengakui kesalahan.

Baca Juga: Ini Sejumlah Kontroversi Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Selain Tampil Hedon tapi Jalanan Rusak Parah

Bahan utama dari ketupat yaitu nasi dan daun kelapa muda memiliki arti khusus. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun kelapa muda atau janur melambangkan 'jati ning nur' yang artinya hati nurani.

Bungkus ketupat yang terbuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Menariknya ketupat yang sudah matang akan digantung di atas kusen pintu depan rumah dalam jangka waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan sampai kering.

Bentuk segi empat ketupat juga mencerminkan prinsip "kiblat papat lima pancer," yang bermakna bahwa kemanapun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah. Anyaman ketupat yang rumit juga dimaknai sebagai cerminan dari berbagai macam kesalahan manusia.

Baca Juga: Borong Solar Subsidi, Dijual ke Industri, Ini Bisnis Sampingan AKBP Achiruddin Hasibuan?

Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah memohon ampun dari kesalahan.

Dengan pesan moral yang dalam dan nilai filosofinya yang tinggi, menjadikan makna ketupat inilah yang turut digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran agama Islam di Jawa.

Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Lebaran Ketupat dirayakan oleh masyarakat Muslim Jawa dengan membuat ketupat seraya berkumpul bersama keluarga, Kemudian ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.

Baca Juga: Duo KTM Berhasil Sabet Podium di Sprint Race MotoGP Spanyol, Brad Binder Raih Mendali Sprint Race Pertamanya

Dan selanjutnya melaksanakan prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, saling meminta maaf.

Setelah bermaaf-maafan dilanjutkan dengan bercengkrama bersama keluarga seraya menyantap ketupat sayur yang biasanya disandingkan dengan opor ayam, gulai daging atau sayur krecek khas masyarakat Jawa.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X