Ini Sejumlah Takbiran ala Masyarakat di Nusantara, Ada yang Pernah Merasakan

- Jumat, 21 April 2023 | 11:56 WIB
10 Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta dalam kegiatan acara Garebeg Syawal (Humas Pemda DIY)
10 Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta dalam kegiatan acara Garebeg Syawal (Humas Pemda DIY)

Sugawa.id - Ramadhan sebentar lagi usai, seluruh umat Islam di dunia pun bersiap menyambut datangnya hari yang fitri. Momen pergantian Ramadhan menuju bulan Syawal ini pun biasanya diwarnai dengan monen yang disebut dengan takbiran.

Ada banyak cara orang untuk melaksanakan takbiran, ada yang hanya melantunkan pujian kepada Sang Pencipta di masjid atau musholla, ada juga mengadakan pawai obor keliling kampong dan lain sebagainya.

Dalam tulisan ini, Sugawa.id mencoba mengupas beberapa tradisi takbiran yang ada di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Marauke.
Meugang (Aceh).

Baca Juga: 25 Ucapan Hari Raya Idul Fitri, Singkat tapi Penuh Makna dan Menyejukkan Hati

Tak seperti takbiran di daerah lain, takbiran di Aceh tak hanya fokus pada kemeriahan, namun ada tradisi saling berbagi yang biasa disebut Meugang. Dalam tradisi ini masyarakat Aceh akan membagikan masakan daging untuk orang yang kurang mampu di malam takbiran. Hal ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan hubungan antar warga.

Ronjok Sayak
Sementara untuk wilayah Bengkulu dan sekitarnya, dalam menyambut lebaran masyarakat di sana menggelar tradisi bernama Ronjok Sayak (ronjok berarti ‘bakar gunung’, sayak berarti juga ‘batok kelapa’).

Sesuai dengan namanya Sayak, maka tradisi menjelang Hari Raya Idul Fitri ini dilaksanakan “pesta” menumpuk batok kelapa hingga menyerupai gunung hingga setinggi satu meter di setiap halaman rumah, lalu dibakar. Konon semula tradisi ini hanya digunakan sebagai alat penerangan, namun kemudian maknanya bergeser untuk melambangkan sukacita dalam menyambut hari raya.

Baca Juga: Hidup Mewah Tapi Jalanan Banyak Rusak, Harta Bupati Indramayu Nina Agustina Disorot Netizen

Abid-abid Banyumas
Sementara di Pulau Jawa, tepatnya di Banyumas ada tradisi paling menarik dalam menyambut lebaran atau malam takbiran. Penududuk di sini biasanya menggelar pawai obor yang diiringi oleh atraksi abid-abidan yang menggunakan tongkat panjang. Abid sendiri berarti obor berbentuk panjang dengan api menyala di kedua sisi.

Permainan ini haruslah dilakukan oleh orang yang sudah professional sebab tongkat api itu akan diputar dan dimainkan layaknya pertunjukan mayoret dalam atraksi drum band. Meski dilakukan kaum professional, tetap saja untuk keamanan, masyarakat tetap akan menyiapkan jerigen atau bak yang berisi air untuk mencegah kebakaran.

Grebek Syawal Yogyakarta
Mungkin tradisi ini paling dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Meski tak mengenalnya dengan detil, minimal orang sudah pernah mendengar istilah grebek syawal ini. Dengan tingkat kepadatan dan kemajemukan penduduk yang tinggi di Yogyakara, tentu banyak ragam tradisi jelang Idul Fitri atau malam takbiran dan salah satu yang paling menarik dan dikenal adalah tradisi Grebeg Syawal, Konon tradisi ini merupaka bentuk ucapan syukur derai pihak Keraton.

Baca Juga: Resep Opor Ayam Kuning, Kuah Kental dan Gurih Jadi Menu Spesial Hari Raya Idul Fitri

Tradisi ini terdiri dari kegiatan yang dimulai dari menyusun hasil pertanian dan perkebunan yang disebut gunungan. Kemudian, gunungan tersebut nantinya akan diarak keliling Keraton hingga Masjid Agung Yogyakarta, sebelum akhirnya akan diperebutkan oleh warga sekitar. Konon grebekan ini dipercaya akan menambah rejeki orang yang mendapatkannya.

Tumbilotohe di Gorontalo
Sementara di salah satu Provinsi baru Indonesia yakni Gorontalo, adatradisi takbiran yang bernama Tumbilotohe. Dalam tradisi ini, warga akan menyalakan lampu minyak dengan jumlah ribuan di tanah lapang.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X