Sugawa.id - Aswatama adalah figur yang dianggap berbeda sehingga dia sering menerima perundungan (bullying) dari teman-teman sepermainannya, para pangeran di Hastinapura.
Meski bapaknya guru dari semua pangeran, latar dirinya tidak membuat Aswatama mendapat perlakuan istimewa.
Ia malah disisihkan. Kabar yang berhembus memberitakan bahwa Ibunya yang berwujud seekor kuda itu, telah mengundang ejekan di kalangan perguruan yang juga kerajaan, Sokalima.
Baca Juga: Prediksi Liga Champions : Awas Liverpool Bisa Comeback Secara Luar Biasa
Aswatama hidup dengan orang tua tunggal, Resi Durna bapaknya, membuat Aswatama skeptis terhadap apapun. Ia memandang dan mempertanyakan segala hal yang dalam benaknya hanya berisi bencana.
Pentas garapan sutradara Harris Syaus dengan judul pertunjukan Bara Aswatama dengan durasi pertunjukan 90 menit ini akan digelar di Gedung Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat dan Sabtu (17-18/3/2023).
Pada dua hari itu, akan digelar Pertunjukan I : Pukul 20.00 WIB - selesai, Pertunjukan II : Pukul 15.00 WIB – selesai dan Pertunjukan III: Pukul 20:00 WIB - selesai.
Baca Juga: Abu Vulkanik Gunung Merapi Masih Selimuti Pemukiman Warga, Ini Kata BMKG
Berkisah tentang perundungan di lakon wayang yang diadaptasi dari naskah “Jalan Panjang Seekor Kuda” karya mendiang teaterawan dan penulis Ags.Arya Dipayana.
Menurut Harris, pelestarian kisah wayang dilakukan karena karakternya yang lengkap sebagaimana kehidupan manusia.
Sebagaimana yang dipaparkan melalui rilisnya kepada Sugawa.id, Selasa (14/3) kisah wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia.
"Perkembangan zaman menjadikan kisah wayang sebagai media dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Oleh karena itu kisah wayang dianggap memiliki nilai yang sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia," paparnya.
Baca Juga: Unggah Didata untuk Pemilu, Netizen Malah Pertanyakan di KTP Pekerjaan Pak Jokowi Apa?
Teater Tetas dan Wayang
Artikel Terkait
Asal-Usul Cina Benteng : Penyebutannya Salah Kaprah Mengalir Sampai Jauh … (Bagian 5)
Ikranagara, Pemeran "Sang Kiai" Itu Telah Berpulang
Asal-usul Cina Benteng : Sistem Kekerabatan Tionghoa Tangerang Cenderung Lebih Terbuka (Bagian 6 Tamat)
Bumikan UU Pemajuan Kebudayaan, LKD Buka Kolaborasi dengan Berbagai Kalangan
Ini Lima Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan yang Wajib Umat Islam Tahu
Ziarah Kubur ke Makam Keluarga Jelang Ramadhan, Bagaimana Hukumnya?