Penamaan Glodok Terdiri dari Empat Versi, Ini Penjelasannya

- Selasa, 28 Februari 2023 | 23:01 WIB
Penamaan Glodok terdiri dari empat versi . Tampak suasana  Glodok pada tahun 1930 (Tangkapan layar Youtube Bale Buku Bekas)
Penamaan Glodok terdiri dari empat versi . Tampak suasana Glodok pada tahun 1930 (Tangkapan layar Youtube Bale Buku Bekas)

Sugawa.id-Menyebut nama Glodok, kita tentu akan teringat pada sebuah kawasan niaga di bilangan Jakarta Barat yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan barang elektronik. Hingga tak heran kalau kemudian ada toko penjual barang elektronik modern offline dan online yang menggunakan brand Glodok Elektronik.

Menurut catatan sejarah, konon kawasan niaga ini sudah menguasai pasaran niaga di Jakarta dan Indonesia sejak abad ke-17. Pada masa itu, Jakarta masih bernama Sunda Kelapa atau Pa Shia dalam sebutan orang Tionghoa.

Konon Sunda Kelapa ini pernah menjadi pusat pelabuhan terkenal Kerajaan Pajajaran dengan mengandalkan aliran Sungai Ciliwung sebagai transportasi terpenting di kota itu.

Baca Juga: Narapidana Lapas Pematang Siantar Kanwil Kemenkumham Sumut Ikut Sukseskan Ketahanan Pangan Nasional

Namun pasca-Kesultanan Demak berkuasa kemudian nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.

Sayang nama Jayakarta juga tak berlangsung lama, karena Belanda datang dan berhasil menguasai Jayakarta, serta mengubah namanya jadi Batavia.

Belanda melalui VOC-nya tak mengubah jalur transportasi sungai dan tetap memanfaatkan aliran Sungai Ciliwung untuk lalu lintas perdagangan.

Baca Juga: Bane Raja Manalu Dilantik Jadi Ketua Umum Panitia Tahun Profesionalisme Dalam Penatalayanan HKBP

Pentingnya, peranan Ciliwung ini semakin hari semakin nyata dan membuat sejumlah imigran asal Tiongkok kemudian menetap di kawasan itu.

Perkembangan inilah yang kemudian membuat Gubernur Jenderal JP Coen mengundang tokoh Tionghoa Souw Beng Kong (1619-1636) untuk hijrah dari wilayah Banten ke Batavia.

Setelah kehadiran komunitas Tionghoa ini, maka perlahan namun pasti perekonomian kawasan timur Sunda Kelapa ini kian vital dan kawasan inilah yang kemudian kita sebut sebagai kawasan Glodok.

Baca Juga: TNI Angkatan Laut Mempersiapkan Ketahanan Masyarakat Terhadap Bencana

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Tionghoa di kawasan ini, ternyata menyebabkan masalah sosial tersendiri bagi penguasa VOC kala itu.  Karena banyak pemuda Tionghoa pengangguran yang ikut mendiami kawasan ini.

Akibatnya, tahun 1725 Belanda mengeluarkan aturan khusus tentang izin menetap bagi orang Tionghoa. Walau hal itu tak juga dapat meredam arus migrasi orang Tionghoa dan jumlah pengangguran di Glodok.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X