Awas, Banyak Bahaya Mengancam Manusia Akibat Memelihara Satwa Liar, Ini Kata Dokter Hewan!

- Senin, 15 Mei 2023 | 10:37 WIB
Memelihara satwa liar memicu banyak bahaya bagi keselamatan manusia, demikian menurut Drh. Purba Nur Priambara.  (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)
Memelihara satwa liar memicu banyak bahaya bagi keselamatan manusia, demikian menurut Drh. Purba Nur Priambara. (Ilustrasi: Sugawa/Lucy Indesky)

Sugawa.id – Memelihara satwa liar seperti ular, monyet, musang, sepintas nampak seru. Asal tahu saja, justru itu sangat berbahaya bagi pemiliknya. Ada sejumlah bahaya yang mengancam keselamatan sang pemilik satwa liar.

Sejumlah selebgram kerap memamerkan koleksi satwa liarnya. Mulai dari ular, monyet, sampai harimau! Ulah mereka kerap disambut oleh decak kagum netizen. Tidak jarang netizen yang ikut-ikutan latah memelihara satwa liar juga.

Yang sedang trend adalah memelihara kapibara, hewan pengerat raksasa yang berwajah imut. Padahal walau imut, tetap saja kapibara merupakan satwa liar.

Baca Juga: Inggrid Rhemanty Ajak Masyarakat Berqurban Ketimbang Beli Tiket Coldplay, Ini Alasannya

Drh. Nur Purba Priambada merupakan salah satu pakar satwa liar yang sangat menentang aksi memelihara salwa liar. Sebab ada banyak bahaya mengintai dari perilaku manusia satu itu. Apa saja bahayanya?

“Banyak, salah satunya isu keselamatan. Satwa liar tetap punya insting liar dan dapat membahayakan saat merasa terancam, meskipun sudah dijadikan piaraan,” ungkap Drh. Nur Purba Priambada kepada Sugawa.id.

“Apalagi saat beranjak dewasa, tubuh mereka akan jadi lebih besar, lebih kuat, dan agresif. Termasuk ketika satwa liar ini ternyata hasil buruan di alam. Tentunya mereka punya trauma tersendiri akibat perlakuan manusia. Ada yang dijerat, ditembak, diambil paksa dari induknya (induk dibunuh). Dan ini bisa berbahaya buat si pemiliknya ataupun untuk orang-orang yang di sekitar lingkungan pemelihara jika si satwa ini terlepas,” lanjut Drh. Nur Purba Priambada.

Baca Juga: Duh, Hacker Mengintai, Ini Cara Bertransaksi Mobile Banking yang Aman

Menurutnya, cukup sering dilaporkan pemilik satwa liar terluka akibat piaraannya. Ada juga kasus orang terluka akibat serangan dari satwa liar yang lepas dan berkeliaran di lingkungan perumahan. Bahkan ada juga berita kematian orang yang tergigit ular berbisa piaraannya.

Yang tidak kalah penting, memelihara satwa liar bertentangan dengan kesejahteraan satwa. Ketika satwa tidak sejahtera, mereka akan rentan sakit dan menularkan penyakit.

“Nah, bahaya selanjutnya adalah potensi penularan penyakit zoonosis dari satwa-satwa liar tertentu yang dipelihara orang. Sebut saja  TBC, hepatitis, rabies, monkey pox, flu burung, dan sebagainya,” lanjut lulusan Universitas Airlangga (Unair) ini.

Baca Juga: Mengenang Ita Martadinata, Korban Pemerkosaan Kerusuhan Mei 1998, Saksi Kebiadaban Manusia

Serangkaian kejadian wabah pandemi di dunia seperti SARS dan COVID-19 dipicu oleh interaksi yang tidak semestinya antara manusia, alam, dan satwa liar, termasuk perilaku bermain dan memelihara satwa liar.

Sebaiknya manusia memelihara hewan yang sudah terdomestifikasi, seperti anjing, kucing, ayam, kuda, sapi, kambing. Asal tahu saja, ada jenis satwa yang dilarang dipelihara menurut UU nomor 5 tahun 1990 dan itu telah dijelaskan di peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 106 tahun 2018.

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X