• Kamis, 28 September 2023

APPRI Dorong Pemahaman Pengukuran PR Berbasis AMEC, Ini Alasannya

- Jumat, 28 Juli 2023 | 20:30 WIB
Program APPRI Academy bertajuk “Belajar Tuntas Pengukuran PR Terbaru” yang diikuti para praktisi profesional kehumasan.  (Dok APPRI)
Program APPRI Academy bertajuk “Belajar Tuntas Pengukuran PR Terbaru” yang diikuti para praktisi profesional kehumasan. (Dok APPRI)

SUGAWA.ID - Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) mendorong para praktisi public relations (PR) di Indonesia untuk memiliki kecakapan dalam mengukur keberhasilan kerja komunikasi dan kehumasan berdasarkan standar The International Association for Measurement and Evaluation of Communication (AMEC).

Keterampilan komunikasi dan kehumasan berdasarkan standar AMEC ini perlu dimiliki oleh para praktisi PR agar dapat melakukan evaluasi kerja secara menyeluruh dan tepat sasaran, dengan menggunakan kerangka kerja serta metodologi yang telah teruji dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak sebatas pada tinjauan terhadap eksposur atas komunikasi yang telah dilakukan.

Wakil Ketua Umum APPRI, Sari Soegondo S.Sos, M.Si, CPR, menegaskan keseriusan asosiasi profesi untuk memperkuat kemampuan pengukuran dan evaluasi kerja para praktisi PR di Indonesia berdasarkan standar AMEC ini.

Baca Juga: Dirjenpas dan 2 Orang Petugas Wali Pemasyarakatan Terima Penghargaan BNPT Awards 2023

“Ini merupakan salah satu langkah nyata APPRI dalam meningkatkan kompetensi praktisi PR di Indonesia. Kami berharap melalui kegiatan ini, makin banyak praktisi PR yang memahami pentingnya pengukuran keberhasilan kerja PR dan dapat menerapkannya secara efektif dalam pekerjaan mereka sehari-hari,” ujar Sari.

Pelatihan ini dipandu oleh pengajar bersertifikasi seperti Fardila Astari, IAPR, CIQnR, CIQaR dan Emmy Kuswandari, IAPR ini diadakan sebagai bagian dari upaya APPRI untuk mendorong pengembangan praktik PR yang profesional dan bertanggung jawab di Indonesia.

“Pengukuran kerja PR yang stratejik dan efektif adalah kunci kesuksesan dalam mengembangkan strategi komunikasi yang tepat. Hal ini perlu disadari bukan hanya oleh praktisi PR, tetapi juga para pimpinan dan jajaran manajemen organisasi, evaluator, penilai dan asesor, klien dan penerima manfaat program komunikasi dan kehumasan, dan bahkan para dosen dan pengajar calon praktisi PR yang akan menjadi generasi masa depan di industri ini,” jelas Fardila.

Baca Juga: MKKS Kota Depok Minta Orang Tua Tidak Paksakan Kehendak untuk Masukkan Anak ke Sekolah Negeri, Ini Alasannya

Sementara Emmy Kuswandari menguraikan bahwa kerangka kerja logis dari praktik PR berpusat pada penentuan dampak nyata yang paling diharapkan, yang kemudian diturunkan menjadi penetapan tujuan yang SMARTER (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound, Evaluated and Reviewed) dengan indikator-indikator tertentu, penyusunan strategi pencapaian hasil, keluaran, serta sumber daya yang harus disiapkan – yang semuanya menyertakan bauran alat kerja komunikasi dari berbagai saluran (PESO; Paid, Earned, Shared, Owned channels).

“Praktisi PR juga perlu mengenal dan piawai menggunakan instrumen-instrumen kerja untuk menghimpun data dan mengolah proses evaluasi secara kuantitatif maupun kualitatif agar dapat mengukur hasil kerja mereka,” imbuhnya.

APPRI juga mendorong sertifikasi profesi di kalangan praktisi PR. Sari menghimbau, “Idealnya seorang praktisi PR mengantongi sertifikasi resmi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk memastikan akuntabilitas dari pemikiran, strategi, praktik, karya dan juga etika bekerjanya.”

Baca Juga: Tindak Pelaku Parkir Liar, Dishub Kota Depok Sedang Godok Peraturan untuk Sanksi Denda, Ini Targetnya

Dikatakan, program pelatihan ini merupakan salah satu nilai tambah yang mendukung kelayakan seorang praktisi PR dalam menerima sertifikat keprofesiannya. “Kami mengajak rekan-rekan praktisi untuk rajin mengikuti pelatihan semacam ini dan melalui uji kompetensi yang juga dibuka oleh APPRI,” tandasnya.

APPRI sendiri konsisten mendorong peningkatan kapasitas praktisi PR dan anggotanya di seluruh Indonesia agar memiliki daya saing internasional, membangun ekosistem industri PR yang kompetitif dan sehat, serta reputasi positif organisasi yang kuat. ***

Halaman:

Editor: Wahyu Wibisana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X