Ini 7 Fakta Menarik dari Jusuf Hamka, Juragan Jalan Tol yang Suka Berderma, Nomor 6 Bikin Ternganga

SUGAWA.ID – Nama Jusuf Hamka belakangan santer diberitakan karena menagih utang Rp 800 miliar kepada pemerintah Indonesia. Di balik pemberitaan yang heboh itu, ternyata Jusuf Hamka menyimpan fakta-fakta menarik seputar dirinya.

Gaya bicara Jusuf Hamka ceplas-ceplos, namun kadang diselipi kata-kata bijak. Di balik semua polemik dirinya dengan pemerintah, sebenarnya Jusuf Hamka memiliki beberapa fakta menarik.

Sebagai Crazy Rich Jalan Tol dengan kekayaan Rp 15 triliun, Jusuf Hamka populer sebagai orang yang berderma serta rendah hati.

Baca Juga: Jejak Kontroversi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang Kini Diguncang Dugaan Korupsi

Apa saja fakta menarik seputar Jusuf Hamka?

1.Dekat dengan Buya Hamka

Sebagian orang mengira Jusuf Hamka merupakan anggota keluarga Buya Hamka. Ternyata bukan, namun mereka punya hubungan istimewa.

Buya Hamka adalah ulama yang mendorong Jusuf Hamka menjadi seorang mualaf. Lahir dengan nama Jauw A Loen, Jusuf Hamka juga dikenal dengan Joseph Alun. Setelah dewasa dia populer disapa Babah Alun.

Baca Juga: Surakarta Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Hari UMKM Nasional, KemenKopUKM Janji Berikan Terobosan Ini

Nama Babah Alun ini masih dipakai di kalangan tertentu. Bahkan Jusuf Hamka mendirikan sejumlah masjid yang diberi nama Masjid Babah Alun.

Nama Jusuf Hamka berasal dari Joseph yang diubah jadi Jusuf, dan ditambah dengan nama belakang Buya Hamka, dan diimbuhi awalan Mohammad. Jadilah Mohammad Jusuf Hamka yang dipakai hingga sekarang.

Nama ini menjadi sangat spesial, sebab diberikan langsung oleh Buya Hamka yang membimbingnya mengucapkan kalimat syahadat pada tahun 1981.

Baca Juga: KPK Selidiki Kasus Dugaan Korupsi di Kementan RI, Cek Harta Kekayaan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo!

2.Pernah jadi pedagang asongan

Lahir pada 5 Desember 1957, Jusuf Hamka berasal dari keluarga sederhana namun terpelajar. Ayahnya Dr. Joseph Suhaimi, S.H. alias Jauw To Tjiang, dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Sementara ibunya bernama Suwanti Suhaimi atau Siaw Po Swan, seorang guru.