SUGAWA.ID– Ratusan warga Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menggelar aksi simpatik dalam rangka mendukung adanya investasi di Desa Jayasari yang dilakukan mantan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya.
Aksi simpatik warga Jayasari ini dilakukan dalam menyikapi adanya sekelompok orang yang kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Lebak Provinsi Banten menggelar aksi demonstrasi di Mabes Polri beberapa waktu lalu.
Para pendemo yang bukan dari Desa Jayasari itu mempersoalkan usaha galian pasir milik mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya yang dituding merampas tanah warga.
Baca Juga: Rudal Israel Gempur Ibu Kota Damaskus dan Lukai Tentara Suriah. Ini Alasannya
Aksi demo yang dilakukan di Mabes Polri itu disesalkan karena mayoritas warga Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak justru mendukung keberadaan usaha galian pasir kuarsa di Desa Jayasari karena usaha itu telah membawa kesejahteran bagi warga desa tersebut, baik secara ekonomi maupun pembangunan infrastrukur desa yang selama ini termasuk desa terisolir di Kabupaten Lebak.
“Alhamdulillah sejak adanya galian pasir milik pak JB (Mulyadi Jayabaya-red), jalan di sini (Jayasari) menuju Rangkasbitung jadi semakin mudah. Padahal dulunya sulit dilalui oleh kendaraan, kini sudah dibeton. Begitu juga warga yang belum teraliri listrik, kini diberi aliran listrik gratis,” ungkap Masri, warga Kampung Sari Mulya, Desa Jayasari, Selasa (22/8/2023).
Masri mengaku tanah garapannya ikut dibebaskan untuk usaha galian pasir dan menerima ganti rugi secara layak.
Baca Juga: Arsenal Menang Atas Crystal Palace, Arteta dan Carragher Kompak Puji Declan Rice. Ini Sebabnya
“Luas tanahnya saya nggak tahu persis, karena itu tanah garapan sehingga saya tidak punya surat surat. Namun, sejak adanya usaha galian pasir ini, rumah saya yang dulunya gelap guilita kalau malam, sekarang sudah dialiri listrik secara gratis sehingga anak saya sekarang bisa belajar kalau malam hari,” ujarnya.
Sementara Arwan dari Forum Solidaritas Jayasari mengatakan, kelompok masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi di Mabes Polri menuntut berbagai hal, karena minimnya informasi yang diterima oleh warga, sehingga banyak warga yang terprovokasi dan tidak tahu masalah ikut berdemonstrasi.
“Banyak warga yang salah menerima informasi tanpa melakukan tabayun, sehingga sulit dipertanggungjawabkan sebagai sebuah fakta. Akibat kesalahan informasi tersebut, membuat masyarakat Jayasari telah dipolarisasi menjadi masyarakat introvert terhadap komunitas luar,” terang Arwan.
Baca Juga: Siapkan UMKM Hadapi Era Ekonomi Kompetitif, Ini yang Dilakukan Bank DKI dan Pemprov DKI Jakarta
Arwan mengatakan, mentalitas mereka dicuri oleh kelompok tertentu yang mengklaim pembenaran, baik melalui di media sosial maupun media online.
“Informasi yang tersebar di media sosial kini tidak serupa dengan fakta yang terjadi di masyarakat Jayasari. Soal benar dan salah, biarkan Pengadilan yang menetapkan dan tak perlu di intervensi dengan beragam reaksi lain yang tercampur dalam bumbu kasus lain atau politisasi,” cetusnya.
Artikel Terkait
Setifikat HGU PTPN VIII Cisalak Diduga Kadaluarsa, Ini Respon Pemkab Lebak
Taman Ranca Hideung, Objek Wisata Alam Lebak yang Keren dan Wajib Dikunjungi
Oknum Kades Cikamunding Lebak Digerebek Saat Ngamar dengan Isteri Orang, Bawa Mobil Dinas Pula
Kejar Target Jadi Kabupaten Lengkap Pertama di Banten, Ini Strategi Kepala Kantor BPN Lebak
Sambut HUT Kemenkumham ke -78, Ratusan Warga Lebak Terima Paket Pengentasan Stunting. Ini Pesan Ditjenpas
Selamatkan Petani dari Gagal Panen, Sukarelawan Gardu Ganjar Banten Beri Bantuan Mesin Pompa Air di Lebak
Mantan Bupati Lebak Dituding Lakukan Perampasan Tanah, Ini Penjelasan Kades Jayasari