Siasati Keterbatasan Lahan, Wacana Sekolah Satu Atap di Cimanggis Mencuat, Ini Kata Wakil Ketua DPRD Depok

SUGAWA.ID-Dalam rangka menyiasati keterbatasan lahan untuk bangun sekolah baru, Wakil Ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari mengusulkan pembentukan sekolah satu atap di wilayah Cimanggis. 

Menurut dia, SMA merupakan kewenangan provinsi, namun harus disadari provinsi harus membagi anggarannya kepada 27 kota/kabupaten. 

"Setelah saya menemukan wacana sekolah satu atap, saya meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat sekolah satu atap di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok," kata Yeti, Kamis (8/6/2023).

Baca Juga: Sidik Kasus Dugaan Korupsi Ekspor dan Impor Komoditas Emas di Ditjen Bea Cukai, Kejagung Temukan Fakta Ini

Politisi dari Partai Gerindra itu pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Disdik Provinsi Jawa Barat dan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah 2 mengenai pembentukan sekolah satu atap. 

"Insyaallah kalau ini terwujud akan menjadi pilot project di Jawa Barat ataupun Indonesia yang memiliki persoalan lahan yang terbatas," ujarnya. 

Dengan wacana sekolah satu atap, kata Yeti, kedua pemerintah daerah dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam pembelian lahan dan pembangunannya. 

Baca Juga: Tim Penyidik Kejagung Periksa Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta, Ternyata Terkait Kasus Ini!

"Pemerintah Kota Depok tanggung jawabnya membeli lahan untuk SMP dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bertanggung jawab untuk mendirikan bangunannya. Jadi dua pemerintah daerah bisa saling bersinergi untuk mencerdaskan anak bangsa," ungkapnya.

Secara terpisah, Kepala Disdik Kota Depok Siti Chaerijah Aurijah menuturkan, bahwa pihaknya telah membuat kajian untuk pembangunan sekolah satu atap untuk wilayah Cimanggis. 

Siti mengungkapkan, sekolah satu atap mempunyai sejumlah keunggulan. Di antaranya, mempermudah anak dalam melanjutkan sekolah.

Baca Juga: Tiga Terdakwa Pelaku Pengeroyokan di Kampung Nyencle Kota Depok Dituntut Hukuman Berbeda, Ini Penjelasan JPU

"Dengan sekolah satu atap ada pemberdayaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia, yakni guru dan tenaga pendidik," tandasnya. ***(Janter)