Wagub Andika Hazrumy (kanan) saat mendampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dalam acara tatap muka dengan keluarga yang memiliki balita stunting di Kantor Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Jumat (12/3/2021). (Foto: Ist)
Sugawa.id - Wakil Gubernur (Wagub) Banten Andika Hazrumy mengatakan Pemprov Banten berhasil menekan angka stunting dari 29,6 persen pada tahun 2017 menjadi 23,4 persen pada tahun 2019.
"Peningkatan kapasitas kelembagaan posyandu untuk konvergensi sunting terdapat sebanyak 32 kegiatan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Serang 3 desa dan Kabupaten Pandeglang 5 desa," ujar Wagub Andika Hazrumy saat mendampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dalam acara tatap muka dengan keluarga yang memiliki balita stunting di Kantor Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Jumat (12/3/2021).
Andika mengungkapkan, untuk tenaga kesehatan bidan sebagai bagian dari upaya menekan sunting di Provinsi Banten terdapat sebanyak 6.911 orang dengan rincian Kota Cilegon 331 orang, Kota Serang 568 orang, Kota Tangerang 949 orang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 801 orang dan Kabupaten Lebak 1.201 orang.
Selanjutnya, Kabupaten Pandeglang 936 orang, Kabupaten Serang 780 orang dan Kabupaten Tangerang 1.345 orang.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengapresiasi angka stunting Provinsi Banten yang berhasil ditekan menjadi 23 persen pada tahun 2019 lalu. Menurutnya, angka tersebut sudah di bawah angka rata-rata nasional yang sebesar 26 persen.
"Tadi dilapori Pak Wagub (Andika Hazrumy) stunting di Banten turun menjadi 23 persen. Itu bagus, di bawah rata-rata nasional yang sekitar 26 persen," kata Muhadzir.
Muhadjir tengah melakukan kunjungan kerja ke Kota Cilegon, dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro. Dalam kunjungan tersebut, Muhadjir didampingi oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian.
Dikatakan Muhadjir, kunjungannya ke Kelurahan Masigit tersebut sengaja dilakukan untuk mengetahui bagaimana kelurahan tersebut berhasil menekan angka stunting pada balita.
"Jadi rupanya memang di sini kerja sama dan kordinasi dari stakeholder stuntingnya berjalan baik. Koordinasi puskesmas, perangkat kelurahan sampai bidannya berjalan," ujarnya.
Dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan akan berperan sebagai koordinator program dimana kepala BKKBN akan bertindak sebagai ketua pelaksana. BKKBN yang memiliki infrastruktur organisasi hingga ke tingkat daerah nantinya juga akan dibantu oleh kementerian dan lembaga yang berkaitan.
“Jadi BKKBN yang memegang kendali pencegahan stunting saat ini. Bukan wilayahnya Kementerian Kesehatan lagi,” katanya. (dam)