Sugawa.id - Publik tengah ramai memperbincangkan sikap media Israel yaitu Jerusalem Post yang sempat memberi respon rasa puasnya dengan memberi gestur acungan jempol kepada FIFA saat mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Jerusalem Post juga menerangkan bahwa keputusan tegas FIFA tersebut agar tidak ada lagi negara-negara yang dapat menolak Israel. Seperti sikap Indonesia pada Timnas U-20 Israel yang sempat menghebohkan Dunia sepakbola tanah air.
Indonesia yang pernah didaulat langsung menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 2023, menurut kalender FIFA, sedianya akan menggelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 memdatang.
Baca Juga: Stefan Bradl Gantikan Marc Marquez di GP Amerika dan Joan Mir Siap Tampil Konsisten Akhir Pekan Ini
Sebelum pertandingan ersebut akan dilangsungkan terlebih dahulu drawing ( pengundian grup ) Piala Dunia U-20 2023 di Bali pada Jumat, 31 Maret 2023.
Namun, dikarenakan banyaknya penolakan terhadap Timnas Israel U-20 oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, serta wakil walikota Pelembang Fitrianti Agustinda, pada akhirnya FIFA membatalkan drawing tersebut.
PSSI mengumumkan FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 pada Minggu, 26 Maret 2023.
Baca Juga: Inilah Hasil Lengkap Liga Champion Manchester City vs Bayern Munchen 2022-2023, Rabu Dini Hari Tadi
Keputusan ironis itu diumumkan oleh FIFA pada Rabu, 29 Maret 2023. Di hari tersebut, FIFA mengumumkan telah mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Indonesia dikecam habis-habisan karena perilakunya yang tidak sportif atas diskriminasi terhadap Israel, disinilah FIFA harus diacungi jempol." tulis Jerusalem Post dalam artikel yang mereka muat.
"FIFA telah mengambil sikap terbaik dan tegas demi tidak membiarkan hal-hal seperti ini terus berlangsung. Status FIFA secara eksplisit melarang diskriminasi dalam bentuk apa pun terhadap negara mana pun." kutipan dari berita Jerusalem Post.
Meski mendapat pujian dari Israel, Presiden FIFA, Gianni Infantino, juga mendapat serangan dari berbagai pihak. Yang menuding FIFA menerapkan standar ganda dalam keputusannya tersebut. ***(Amos Aria Putra)
